Pages


Minggu, 01 November 2015

Kehebatan Pasukan Penjaga Lahan Gambut dari Tanah Borneo [Dokumentasi]



Spoiler for kayaknya no repost:


sudah hampir lebih 3 bulan lebih bencana kabut asap melanda negri ini khususnya saudara-saudara kita yang berada di pulau sumatra dan kalimantan. dikabarkan bencana kabut asap ini yang paling terparah sejak 17tahun terakhir, sakin parahnya sampai melumpuhkan penerbangan dibeberapa airport yang terkena dampak langsung, dan dikabrakan pulau sampai ada yang meninggal diduga akibat kabut asap ini . palangkaraya menjadi tempat yang paling parah yang terkena dampak kabut asap ini, ditengah keluh kesah saudara-saudara kita yang terkena dampak langsung dari kabut asap alhamdulillah beberapa pemuda bangsa dari beberapa kalangan saling bahu membahu untuk memadamkan api yang membakar dilahan gambut. para relawan ini tergabung dalam tim yang bernama Sekolah Relawan

Quote:Original Posted By profile Sekolah Relawan


Quote:Original Posted By VIVA.co.id
Seperti apa pun cara memadamkan api, sumber air tetap menjadi hal utama yang harus disiapkan. Beribu relawan sekali pun, tanpa ada air, akan sia-sia saat melakukan pemadaman kebakaran di hutan.

Hal inilah yang digagas oleh Sekolah Relawan di Kalimantan Tengah. Dalam diam dan pekatnya asap, pasukan ini menembus kabut 'jerebu'.

Puluhan kilometer pun ditempuh dengan berjalan kaki. Dengan membawa serta peralatan bor nan berat, pasukan ini bertaruh nyawa dalam api dan asap.

Pasukan penjaga gambut ini percaya, penyediaan sumur bor menjadi alternatif solusi untuk penanganan kebakaran hutan.

"Ide ini kami dapat dari masyarakat lokal. Selama ini mereka memang sudah mengandalkan sumur bor untuk membasahi hutan saat kemarau," kata pendiri Sekolah Relawan, Gaw Bayu Gawtama saat dihubungi VIVA.co.id, Selasa, 27 Oktober 2015.
enurut Gaw, pemadaman api menggunakan teknik sumur bor memang dirasa paling efektif untuk memadamkan api di dalam hutan. Sebab, titik api yang berada jauh dari sumber air akan menjadi terkendala ketika selang air atau kendaraan pemadam tak bisa menembus.
"Kalau cuma mengandalkan air dari pinggir jalan tidak akan pernah bisa dipadamkan. Kami saja sudah membawa 300 meter selang dengan bantuan sumur bor, itu pun cukup melelahkan," kata Gaw.

Sejauh ini, puluhan relawan yang dinisiasi oleh Gaw sudah berhasil membuat 10 sumur bor baru dengan kedalaman 20 meter hingga 25 meter. Mereka menargetkan dalam sebulan harus ada 100 buah sumur bor dengan jarak antara sumur berkisar 100 meter hingga 200 meter.

"Kesulitannya cuma manual, kami harus menumbuk-numbuk tanah dengan bantuan tangan. Dua jam paling cepat. Kadang ada juga yang sampai 8 jam dan air tetap tak keluar. Kalau air masih melimpah, dan saya yakin tidak akan menghabiskan cadangan air tanah," tuturnya."Presiden Joko Widodo kami menantikan kehadiran Bapak untuk mencanangkan Gerakan Sejuta Sumur Bor untuk pencegahan kerusakan gambut," tulis salah seorang relawan Januminro seperti dikutip dari laman Facebook Sekolah Relawan.

Katanya, bila Jokowi berkunjung melihat kanal, diharap berkenan singgah untuk melihat pembuatan dan efektivitas sumur bor untuk menjaga lahan gambut dari kebakaran.
"Kami sudah menyiapkan alat bor sederhana untuk Bapak tancapkan, setelah itu serahkan pada relawan untuk melanjutkan.
Kami tunggu kehadiran Bapak."


ingin tahu gimana kisah perjuangan para pemuda hebat ini berjuang dalam memadankan api dan membuat sumur bor ... ??
cekidot gan !!
Spoiler for Kehebatan Pasukan Penjaga Lahan Gambut dari Tanah Borneo:

dengan penuh semangat tanpa mengeluh para pemuda hebat ini masuk kedalam hutan dengan membawa peralatan seadanya

warga KALTENG pun merindukan sinar matahari dan birunya langit


Suasana diposko tumbang nusa


Spoiler for Pembuatan Sumur Bor:


Spoiler for Proses pemadaman api:




Jam 00.15 masuk laporan kebakaran di dekat proyek kanalisasi, jembatan layang Tumbang Nusa, Pulang Pisau.
Tim berangkat, berupaya lakukan pemadaman, sampai jam 02.15 api belum berhasil dipadamkan karena sumber air habis. Karena tidak ada sumur bor dekat lokasi.

menyelamatkan yang tersisa








Spoiler for Hujan Turun 2 Hari atas izin yang Maha Kuasa:


selain membuat sumur bor dan memadamkan api para relawan j uga memberikan donasi dan edukasi untuk warga setempat.


tidak lupa untuk melaksanakan kewajiban ditengah tugas meski didalam hutan.


Quote:Original Posted By PARA RELAWAN ASAP
Media online jarang menampilkan berita yang biasa-biasa saja, mengenai orang-orang atau anak-anak muda yang bekerja diam-diam, seperti Prof. Wenten di Bandung dengan air-purifiernya, atau anak-anak muda di Sekolah Relawan, Komunitas Jumpun Pambelom, Sedekah Oksigen, BantuKorbanAsap.Org di daerah-daerah bencana. Kita terbiasa dengan berita-berita yang ingar-bingar, sampai imun rasanya, hingga tak peka penting tidaknya.

Di kawasan hutan Tumbang Nusa, Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, kita bisa temui anak-anak muda sedang sibuk membikin sumur-sumur bor. Mereka bertekad membangun 100 titik sumur bor. Ini kumpulan anak muda yang beragam. Ada guru, mahasiswa S1, S2, fasilitator outbound, karyawan, pemilik toko outdoor, mantan guru SLB, dan masih banyak lagi.

Anak-anak muda yang tergabung dalam Sekolah Relawan, yang di-inisiasi Gaw Bayu Gawtama itu, bahu-membahu dengan berbagai komunitas relawan. Mereka meyakini; Sumur bor di wilayah hutan sangat bermanfaat untuk antisipasi meluasnya kebakaran. Mereka sedang membuat sumur-sumur bor baru di tengah hutan dan kawasan hutan lainnya. Sumur bor inilah salah satu cara warga lokal menghadapi kebakaran hutan.

Di antara mereka ada juga korban asap pembakaran hutan dan lahan, tapi mereka lebih memilih bertindak daripada mengeluh dan menghujat. Seperti Hendra (17) dan Daniel (15, yang termuda dan pakar gambut), dua remaja kakak-beradik yang sudah dua bulan bersama relawan lokal Jumpun Pambelom bekerja keras angkat selang, pipa, mesin untuk membuat sumur bor di hutan-hutan wilayah Kalimantan Tengah. Ada juga Yanto, kelahiran 1995, drop out dari SMP kelas 2, karena tak ada biaya. Ia anak Dayak yang membantu menjadi penerjemah para relawan yang datang dari berbagai daerah.

Ada juga orang-orang yang tak terlihat di lapangan seperti Roel Mustafa, pengusaha keturunan Betawi yang tinggal di Depok (Jabar). Dukungannya atas tim sangat luar biasa. Waktu, tenaga, koneksi, dan juga dananya. Ia mengantar belanja perlengkapan pemadaman, juga berbagai kebutuhan anak-anak di lapangan, termasuk memprovokasi teman-temannya untuk mau membantu tim.

Ada juga Eko Subiyantoro, Forest Ranger di Banjarbaru yang masih dalam proses penyembuhan pasca kecelakaan. Ia menyambungkan tim lapangan dengan pihak-pihak di Kalteng. Rumahnya juga jadi tempat transit semua relawan dan barang-barang anak-anak Sekolah Relawan dan Sedekah Oksigen.

Belum lagi Hunggul Prihono, mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin, mantan guru SLB, rela berkubang lumpur kotor air hitam. Sudah hampir sebulan ia bergulang di tengah hutan. Tak peduli badannya yang kerempeng, melakukan aktivitas pemadaman dan membuat sumur bor. Ia sanggup kerja keras memadamkan api sampai larut malam, jam 02 dini hari bahkan, selain kepiawaiannya menggunakan drone untuk pemetaan. Dia datang menjadi relawan setelah membaca aktivitas Sekolah Relawan di medsos. Jadi, medsos tak hanya untuk caci-maki ‘kan? Kan!

Namanya juga relawan, mereka bergerak suka-rela, atas dasar bantuan darimana saja, untuk mengatasi masalah kebakaran hutan dan asap. Mereka butuh donasi untuk menunjang kebutuhan lapangan, baik berupa uang, barang, akomodasi. Untuk memulai pembuatan sumur bor, relawan menancapkan meter demi meter pipa besi berukuran 1inci dengan kedalaman pipa bisa mencapai 30 meter.

Pipa besi akan dihentikan ketika pipa telah menembus lapisan pasir kasar. Lapisan pasir kasar merupakan indikator lapisan yang banyak mengandung air. Itu kearifan lokal untuk mengetahui lapisan air di tanah gambut.

Kelelahan terbayarkan saat air mengucur dengan deras. Itulah kerja keras anak-anak Sekolah Relawan, dan berbagai komunitas lainnya, untuk mendukung perlawanan api dan asap. Inisiasi masyarakat ini, layak diapresiasi. Termasuk oleh pemerintah dan fesbuker tentunya. Karena keduanya sering terlihat terlalu cerewet.

Pasti cerita semacam di Kalimantan Tengah ini, juga bisa kita temui di beberapa daerah, di Riau, Palembang, Pontianak, Papua dan lain sebagaimana di mana terjadi bencana. Hanya sering kita tidak membacanya, karena memang tidak dituliskan.


Spoiler for Dukungan Moril:



Spoiler for Kebahagian PARA RELAWAN ASAP:

Setiap orang punya cara mencari bahagia. Ini cara kami...
para relawan di Tumbang Nusa, Pulang Pisau ekspresikan bahagia setelah air bersih keluar dari sumur bor


Quote:Original Posted By Sekolah Relawan
Hebat ,mereka gak takut sama kabut asap yang tebal
Salut buat mereka
Melawan api dgn gagah perkasa, penjaga hutan borneo yg dibakar . Oleh oknum sawit kebanyakan

Btw komandan udin gambut turun gak
semangat para agan2,,,, yg selama ini tdak di ingat masyarakat,,,
rakyat indonesia hanya bsa mengeluh,
yang kayak gini mesti di lestarikan, bukan perbanyak cemooh dan hinaan di medsos
Salut, respect, dan lanjutkan.
ane tau dan bisa merasakan bagaimana dan betapa beratnya apa yang telah kalian lakukan, ane bangga dengan kalian. Kalo ane jadi presiden, ane akan berterimakasih langsung kepada kalian.
ane ga bisa bantu tenaga, hanya doa, karena ane juga kerepotan karena asap di pangkalanbun.
update : kemaren sore telah turun hujan yang lumayan deras disekitaran pangkalan bun, jadi asap sudah mulai berkurang.
Quote:Original Posted By obekiyen
Salut, respect, dan lanjutkan.
ane ga bisa bantu tenaga, hanya doa, karena ane juga kerepotan karena asap di pangkalanbun.
update : kemaren sore telah turun hujan yang lumayan deras disekitaran pangkalan bun, jadi asap sudah mulai berkurang.


semoga cepat hilang ya gan, dan banyak bermunculan tim yang serupa agar hutan kita aman
Semoga tetap sehat dan menjalankan pengabdian mereka
hebat ni
smoga sllu diberi ksehatan n kelancaran bagi mereka
Manteb om! Ane doakan mereka selamat & sehat-sehat aja.
Quote:Original Posted By ap23


semoga cepat hilang ya gan, dan banyak bermunculan tim yang serupa agar hutan kita aman


iya gan, semoga cepat berlalu bencana ini dan semoga menjadi pengalaman dan pelajaran bagi kita semua.
rasanya pengen ketemu mereka lalu menjabat erat tangan tangan mereka ini. Rasanya kata2 tak cukup untuk mereka ini.
mantab
lanjutken
salut sama kelian
bayu gautama
Salut sama mereka ga peduli sama kabut asap yg ngancam nyawa mereka sendiri untuk orang banyak. Semoga masalah asap di Negeri ini cepat teratasi.
Hebat euy Semangatnya
miris gan gw punya temen orang proyek ternyata pembakar hutan itu sudah ada izin nya dari pemerintah daerah...dan mirisnya gw pernah debat di medsos masalah kebakaran dia kekeh nyalahin pemerintah pusat padahal pemerintah daerah mereka mengijinkan buat bakar hutan parah indonesia sekarang paru2 dunia habis jadi industri
Ini baru namanya pahlawan
Ane bantu raatee
Quote:Original Posted By henpur80
Semoga tetap sehat dan menjalankan pengabdian mereka


amin, terima kasih untuk doanya
Quote:Original Posted By basyirlingga
Ini baru namanya pahlawan
Ane bantu raatee


Quote:Original Posted By AceForest
miris gan gw punya temen orang proyek ternyata pembakar hutan itu sudah ada izin nya dari pemerintah daerah...dan mirisnya gw pernah debat di medsos masalah kebakaran dia kekeh nyalahin pemerintah pusat padahal pemerintah daerah mereka mengijinkan buat bakar hutan parah indonesia sekarang paru2 dunia habis jadi industri


susah gan, udh jadi mata rantai saling mengikat satu sama yang lain, mending klau baik ini merugikan jutaan org. nth gmn caranya buat mereka semua sadar.
Via: Kaskus.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar