Quote:Quote:selamat sore gan
welcome to my thread my adventure
ane lg ga ada kerjaan nih gan wkwkwk jadi iseng aja bikin2 thread
ya moga2 bisa menambah info dan ilmu buat agan2 smua
sebenarnya ane bikin thread ini sambil nunggu malam hari sih
soalnya ada agenda nonton maze runner 2 ntar malam sama temen2
ane menerima rate, cendol dan bata juga loh gan
asal agan2 semua ngasihnya ikhlas
okedeh langsung aja cekidooooot
Quote:Quote:SELAMAT HARI RADIO NASIONAL
11 SEPTEMBER 2015
Tanggal 11 September adalah Hari Radio Nasional.
Ada pula yang menyebutnya Hari Radio Republik Indonesia (RRI), karena memang hari radio ini didasarkan pada kelahiran atau tanggal pendirian RRI 11 September 1945.
Menurut catatan sejarah, RRI didirikan para tokoh yang sebelumnya aktif mengoperasikan beberapa stasiun radio Jepang di 6 kota.
Dalam suatu Rapat utusan 6 radio tersebut didapatkanlah keputusan untuk mendirikan Radio Republik Indonesia dengan memilih Dr. Abdulrahman Saleh sebagai pemimpin umum RRI yang pertama.
Bagi Indonesia, radio sangat berjasa ketika masa pra kemerdekaan dan setelah kemerdekaan.
Pada tanggal 10 Agustus 1945, Sutan Syahrir adalah orang pertama yang mendengarkan kabar berita kekalahan Jepang atas Sekutu pada Perang Dunia II melalui radio.
Dua hari kemudian, saat Soekarno, Hatta dan Radjiman kembali ke tanah air dari Dalat, Sutan Syahrir mendesak agar Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan karena menganggap hasil pertemuan di Dalat sebagai tipu muslihat Jepang, karena nyatanya Jepang telah menyerah kepada Sekutu dan demi menghindari perpecahan dalam kubu nasionalis, antara yang anti dan pro Jepang.
Hatta menceritakan kepada Syahrir tentang hasil pertemuan di Dalat. Soekarno belum yakin bahwa Jepang memang telah menyerah, dan proklamasi kemerdekaan RI saat itu dapat menimbulkan pertumpahan darah yang besar, dan dapat berakibat fatal jika para pejuang Indonesia belum siap.
Jepang sendiri menginginkan kemerdekaan Indonesia jatuh pada tanggal 24 Agustus.
Pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang secara resmi menyerah tanpa syarat kepada Sekutu.
Setelah mendengar desas-desus Jepang bakal bertekuk lutut, golongan muda mendesak golongan tua untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Namun golongan tua tidak ingin terburu-buru. Mereka tidak menginginkan terjadinya pertumpahan darah pada saat proklamasi.
Konsultasi pun dilakukan dalam bentuk rapat PPKI. Golongan muda tidak menyetujui rapat itu, mengingat PPKI adalah sebuah badan yang dibentuk oleh Jepang. Mereka menginginkan kemerdekaan atas usaha bangsa kita sendiri, bukan pemberian Jepang.
Pada dini hari tanggal 16 Agustus 1945, para golongan muda membawa Soekarno dan Hatta, ke Rengasdengklok, yang kemudian terkenal sebagai peristiwa Rengasdengklok.
Tujuannya adalah agar Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta tidak terpengaruh oleh Jepang. Di sini, mereka kembali meyakinkan Soekarno bahwa Jepang telah menyerah dan para pejuang telah siap untuk melawan Jepang, apa pun risikonya.
Malam harinya, Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta.
Sesampainya di Jakarta Soekarno dan Hatta mengunjungi rumah Mayor Jenderal Nishimura. Setelah dari rumah Nishimura, Soekarno dan Hatta menuju rumah Laksamana Maeda (kini Jalan Imam Bonjol No.1) diiringi oleh Myoshi guna melakukan rapat untuk menyiapkan teks Proklamasi.
Penyusunan teks Proklamasi dilakukan oleh Soekarno, M. Hatta, Achmad Soebardjo dan disaksikan oleh Soekarni, B.M. Diah, Sudiro (Mbah) dan Sayuti Melik. Myoshi yang setengah mabuk duduk di kursi belakang mendengarkan penyusunan teks tersebut.
Setelah konsep selesai disepakati, Sayuti menyalin dan mengetik naskah tersebut menggunakan mesin ketik yang diambil dari kantor perwakilan AL Jerman, milik Mayor (Laut) Dr. Hermann Kandeler.
Pada tanggal 16 Agustus 1945 juga komplek radio tetap dijaga ketat oleh kempetai (tentara Jepang). Siaran dalam negeri berjalan seperti biasa membawakan lagu-lagu Jepang dan Indonesia, serta berita-berita yang masih menyatakan seolah - olah Jepang telah menang dari sekutu.
Pagi harinya, 17 Agustus 1945, di kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56, tepat pukul 10:00, Pembacaan Proklamasi pun dilakukan oleh Soekarno dan disambung pidato singkat tanpa teks.
Kemudian bendera Merah Putih, yang telah dijahit oleh Ibu Fatmawati, dikibarkan, disusul dengan sambutan oleh Soewirjo, wakil walikota Jakarta saat itu dan Moewardi, pimpinan Barisan Pelopor.
Pada tanggal 17 Agustus 1945 saat itu juga, siaran dalam negeri terus berjalan, dan berita disiarkan dari sumber Domei (kantor Berita Jepang).
Sekitar pukul 17.30, ketika pegawai sedang sibuk dengan pekerjaannya, seorang wartawan kantor berita Jepang Syahruddin berhasil menyusup ke gedung radio dan ke ruang pemberitaan dengan membawa teks proklamasi yang diterimanya dari Adam Malik untuk disiarkan melalui radio.
Pada pukul 18.00 petugas pemberitaan, siaran dan teknik berunding di ruangan pemberitaan untuk mencari kesempatan menyiarkan teks proklamasi. Petugas teknik menginformasikan bahwa studio luar negeri yang tidak mengudara, berada dalam keadaan kosong. Studio itu dapat dipergunakan dan petugas teknik pun segera mengatur line modulasi dari sana agar bisa langsung ke pemancar 10 KW yang terletak di Tanjung Priok.
Tepat pukul 19.00 teks proklamasi dibacakan secara bergantian dalam bahasa Indonesia oleh Jusuf Ronodipoero dan dalam bahasa Inggris oleh Suprapto.
Penyiaran teks proklamasi tersebut melalui radio di Jakarta berlangsung berkali-kali selama 15 menit dan pembacaan yang sama dilakukan juga oleh Radio Bandung.
Pada pukul 20.30 WIB para kempetai (tentara jepang) datang ke ruang pemberitaan karena peristiwa penyiaran teks proklamasi telah diketahui oleh Jepang, dan menyiksa seluruh petugas radio yang menyiarkan teks proklamasi, hal yang sama juga dialami oleh Radio Bandung dihentikan pada pukul 21.00 WIB.
Mendengar siaran berita Radio Domei/Yoshima ini, pucuk pimpinan tentara Jepang di Jawa memerintahkan untuk meralat berita tersebut dan menyatakannya sebagai kekeliruan. Namun hal ini tidak dapat menyurutkan semangat para wartawan Radio Domei untuk tetap menyiarkannya. Akibatnya pada tanggal 20 Agustus 1945 kantor berita tersebut disegel dan para pegawainya dilarang masuk.
Dengan dihentikannya siaran radio secara sepihak, masyarakat menjadi buta berita.
Yang sangat menggelisahkan masyarakat adalah tidak diketahui apa yang harus dilakukan setelah Indonesia diproklamasikan sebagai negara merdeka sejak 17 Agustus 1945.
Tentunya setelah kemerdekaan, Indonesia tidak bisa dengan gampang terbebas dari masalah - masalah yang ada disekitarnya. Dalam menyikapi masalah-masalah tersebut, jelaslah pemerintah Indonesia harus mempunyai hubungan yang cepat dan erat dengan seluruh rakyat yang akan menjadi kekuatan utama untuk bisa menyelesaikan masalah.
Satu-satunya alat komunikasi pada saat itu ialah siaran radio.
Untuk itu tidak ada jalan lain kecuali mengadakan pertemuan dengan wakil-wakil dari bekas Hoso Kyoku (Siaran Radio Jepang). Tempat yang dipilih adalah Jakarta.
Pada tanggal 11 September sore jam 17.00 tepat, delegasi radio sudah siap di bekas gedung Raad Van Indje Pejambon, diterima oleh Sekretaris Negara.
Delegasi radio yang ikut dalam pertemuan adalah : Dr. Abdulrachman Saleh, Adang kadarusman, Soehardi, Soetarji Hardjolukita, Soemarmadi, Sudomomarto, Harto dan Maladi.
Pada jam 24.00 tepat pada rapat bersejarah itu dimulai, bertempat di rumah Adang Kadarusman di Menteng Dalam.
Rapat tersebut dipimpin oleh Dr. Abdulrachman Saleh.
Dengan demikianlah bahwa radio sepeninggalnya Jepang di Indonesia diserahkan sepenuhnya kepada Republik Indonesia, dan ini merupakan cikal bakal dari berdirinya Radio Republik Indonesia dan hingga saat ini RRI terus berjuang demi eksistensinya dibidang komunikasi dengan semangat "Sekali di udara tetap diudara".
RRI berjasa besar sebagai media penyebar proklamasi kemerdekaan RI ke seluruh nusantara dan dunia. RRI juga masih berjasa besar hingga kini sebagai media informasi dan hiburan bagi masyarakat, sebagaimana radio pada umumnya.
Lalu, kenapa hari radio nasional 11 september tidak populer ya?
atau jangan - jangan agan baru tahu kalau hari ini hari radio nasional ya?
Meskipun Hari Radio Nasional 11 September tidak populer, tetap kita "wajib" ucapkan Selamat Hari Radio Nasional.
Sekali di udara tetap di udara.
Quote:Quote:okedehhh gan
itu aja yang bisa ane share kali ini
gak terasa jadinya malah malam gini threadnya wkwk
semoga info ini berguna dan bermanfaat ya buat smua
makasih ya buat yg uda mampir thread ane
ngasih rate, cendol maupun bata ke ane, ane terima dgn ikhlas kok wkwk
yang penting jangan lupa komeng - komeng pendapat agan semua ya
goodbye semua, saatnya nonton maze runner 2
segala sumber artikel & gambar berasal
dari sini, sini, sini dan sini
welcome to my thread my adventure
ane lg ga ada kerjaan nih gan wkwkwk jadi iseng aja bikin2 thread
ya moga2 bisa menambah info dan ilmu buat agan2 smua
sebenarnya ane bikin thread ini sambil nunggu malam hari sih
soalnya ada agenda nonton maze runner 2 ntar malam sama temen2
ane menerima rate, cendol dan bata juga loh gan
asal agan2 semua ngasihnya ikhlas
okedeh langsung aja cekidooooot
Quote:Quote:SELAMAT HARI RADIO NASIONAL
11 SEPTEMBER 2015
Tanggal 11 September adalah Hari Radio Nasional.
Ada pula yang menyebutnya Hari Radio Republik Indonesia (RRI), karena memang hari radio ini didasarkan pada kelahiran atau tanggal pendirian RRI 11 September 1945.
Menurut catatan sejarah, RRI didirikan para tokoh yang sebelumnya aktif mengoperasikan beberapa stasiun radio Jepang di 6 kota.
Dalam suatu Rapat utusan 6 radio tersebut didapatkanlah keputusan untuk mendirikan Radio Republik Indonesia dengan memilih Dr. Abdulrahman Saleh sebagai pemimpin umum RRI yang pertama.
Bagi Indonesia, radio sangat berjasa ketika masa pra kemerdekaan dan setelah kemerdekaan.
Pada tanggal 10 Agustus 1945, Sutan Syahrir adalah orang pertama yang mendengarkan kabar berita kekalahan Jepang atas Sekutu pada Perang Dunia II melalui radio.
Dua hari kemudian, saat Soekarno, Hatta dan Radjiman kembali ke tanah air dari Dalat, Sutan Syahrir mendesak agar Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan karena menganggap hasil pertemuan di Dalat sebagai tipu muslihat Jepang, karena nyatanya Jepang telah menyerah kepada Sekutu dan demi menghindari perpecahan dalam kubu nasionalis, antara yang anti dan pro Jepang.
Hatta menceritakan kepada Syahrir tentang hasil pertemuan di Dalat. Soekarno belum yakin bahwa Jepang memang telah menyerah, dan proklamasi kemerdekaan RI saat itu dapat menimbulkan pertumpahan darah yang besar, dan dapat berakibat fatal jika para pejuang Indonesia belum siap.
Jepang sendiri menginginkan kemerdekaan Indonesia jatuh pada tanggal 24 Agustus.
Pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang secara resmi menyerah tanpa syarat kepada Sekutu.
Setelah mendengar desas-desus Jepang bakal bertekuk lutut, golongan muda mendesak golongan tua untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Namun golongan tua tidak ingin terburu-buru. Mereka tidak menginginkan terjadinya pertumpahan darah pada saat proklamasi.
Konsultasi pun dilakukan dalam bentuk rapat PPKI. Golongan muda tidak menyetujui rapat itu, mengingat PPKI adalah sebuah badan yang dibentuk oleh Jepang. Mereka menginginkan kemerdekaan atas usaha bangsa kita sendiri, bukan pemberian Jepang.
Pada dini hari tanggal 16 Agustus 1945, para golongan muda membawa Soekarno dan Hatta, ke Rengasdengklok, yang kemudian terkenal sebagai peristiwa Rengasdengklok.
Tujuannya adalah agar Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta tidak terpengaruh oleh Jepang. Di sini, mereka kembali meyakinkan Soekarno bahwa Jepang telah menyerah dan para pejuang telah siap untuk melawan Jepang, apa pun risikonya.
Malam harinya, Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta.
Sesampainya di Jakarta Soekarno dan Hatta mengunjungi rumah Mayor Jenderal Nishimura. Setelah dari rumah Nishimura, Soekarno dan Hatta menuju rumah Laksamana Maeda (kini Jalan Imam Bonjol No.1) diiringi oleh Myoshi guna melakukan rapat untuk menyiapkan teks Proklamasi.
Penyusunan teks Proklamasi dilakukan oleh Soekarno, M. Hatta, Achmad Soebardjo dan disaksikan oleh Soekarni, B.M. Diah, Sudiro (Mbah) dan Sayuti Melik. Myoshi yang setengah mabuk duduk di kursi belakang mendengarkan penyusunan teks tersebut.
Setelah konsep selesai disepakati, Sayuti menyalin dan mengetik naskah tersebut menggunakan mesin ketik yang diambil dari kantor perwakilan AL Jerman, milik Mayor (Laut) Dr. Hermann Kandeler.
Pada tanggal 16 Agustus 1945 juga komplek radio tetap dijaga ketat oleh kempetai (tentara Jepang). Siaran dalam negeri berjalan seperti biasa membawakan lagu-lagu Jepang dan Indonesia, serta berita-berita yang masih menyatakan seolah - olah Jepang telah menang dari sekutu.
Pagi harinya, 17 Agustus 1945, di kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56, tepat pukul 10:00, Pembacaan Proklamasi pun dilakukan oleh Soekarno dan disambung pidato singkat tanpa teks.
Kemudian bendera Merah Putih, yang telah dijahit oleh Ibu Fatmawati, dikibarkan, disusul dengan sambutan oleh Soewirjo, wakil walikota Jakarta saat itu dan Moewardi, pimpinan Barisan Pelopor.
Pada tanggal 17 Agustus 1945 saat itu juga, siaran dalam negeri terus berjalan, dan berita disiarkan dari sumber Domei (kantor Berita Jepang).
Sekitar pukul 17.30, ketika pegawai sedang sibuk dengan pekerjaannya, seorang wartawan kantor berita Jepang Syahruddin berhasil menyusup ke gedung radio dan ke ruang pemberitaan dengan membawa teks proklamasi yang diterimanya dari Adam Malik untuk disiarkan melalui radio.
Pada pukul 18.00 petugas pemberitaan, siaran dan teknik berunding di ruangan pemberitaan untuk mencari kesempatan menyiarkan teks proklamasi. Petugas teknik menginformasikan bahwa studio luar negeri yang tidak mengudara, berada dalam keadaan kosong. Studio itu dapat dipergunakan dan petugas teknik pun segera mengatur line modulasi dari sana agar bisa langsung ke pemancar 10 KW yang terletak di Tanjung Priok.
Tepat pukul 19.00 teks proklamasi dibacakan secara bergantian dalam bahasa Indonesia oleh Jusuf Ronodipoero dan dalam bahasa Inggris oleh Suprapto.
Penyiaran teks proklamasi tersebut melalui radio di Jakarta berlangsung berkali-kali selama 15 menit dan pembacaan yang sama dilakukan juga oleh Radio Bandung.
Pada pukul 20.30 WIB para kempetai (tentara jepang) datang ke ruang pemberitaan karena peristiwa penyiaran teks proklamasi telah diketahui oleh Jepang, dan menyiksa seluruh petugas radio yang menyiarkan teks proklamasi, hal yang sama juga dialami oleh Radio Bandung dihentikan pada pukul 21.00 WIB.
Mendengar siaran berita Radio Domei/Yoshima ini, pucuk pimpinan tentara Jepang di Jawa memerintahkan untuk meralat berita tersebut dan menyatakannya sebagai kekeliruan. Namun hal ini tidak dapat menyurutkan semangat para wartawan Radio Domei untuk tetap menyiarkannya. Akibatnya pada tanggal 20 Agustus 1945 kantor berita tersebut disegel dan para pegawainya dilarang masuk.
Dengan dihentikannya siaran radio secara sepihak, masyarakat menjadi buta berita.
Yang sangat menggelisahkan masyarakat adalah tidak diketahui apa yang harus dilakukan setelah Indonesia diproklamasikan sebagai negara merdeka sejak 17 Agustus 1945.
Tentunya setelah kemerdekaan, Indonesia tidak bisa dengan gampang terbebas dari masalah - masalah yang ada disekitarnya. Dalam menyikapi masalah-masalah tersebut, jelaslah pemerintah Indonesia harus mempunyai hubungan yang cepat dan erat dengan seluruh rakyat yang akan menjadi kekuatan utama untuk bisa menyelesaikan masalah.
Satu-satunya alat komunikasi pada saat itu ialah siaran radio.
Untuk itu tidak ada jalan lain kecuali mengadakan pertemuan dengan wakil-wakil dari bekas Hoso Kyoku (Siaran Radio Jepang). Tempat yang dipilih adalah Jakarta.
Pada tanggal 11 September sore jam 17.00 tepat, delegasi radio sudah siap di bekas gedung Raad Van Indje Pejambon, diterima oleh Sekretaris Negara.
Delegasi radio yang ikut dalam pertemuan adalah : Dr. Abdulrachman Saleh, Adang kadarusman, Soehardi, Soetarji Hardjolukita, Soemarmadi, Sudomomarto, Harto dan Maladi.
Pada jam 24.00 tepat pada rapat bersejarah itu dimulai, bertempat di rumah Adang Kadarusman di Menteng Dalam.
Rapat tersebut dipimpin oleh Dr. Abdulrachman Saleh.
Dengan demikianlah bahwa radio sepeninggalnya Jepang di Indonesia diserahkan sepenuhnya kepada Republik Indonesia, dan ini merupakan cikal bakal dari berdirinya Radio Republik Indonesia dan hingga saat ini RRI terus berjuang demi eksistensinya dibidang komunikasi dengan semangat "Sekali di udara tetap diudara".
RRI berjasa besar sebagai media penyebar proklamasi kemerdekaan RI ke seluruh nusantara dan dunia. RRI juga masih berjasa besar hingga kini sebagai media informasi dan hiburan bagi masyarakat, sebagaimana radio pada umumnya.
Lalu, kenapa hari radio nasional 11 september tidak populer ya?
atau jangan - jangan agan baru tahu kalau hari ini hari radio nasional ya?
Meskipun Hari Radio Nasional 11 September tidak populer, tetap kita "wajib" ucapkan Selamat Hari Radio Nasional.
Sekali di udara tetap di udara.
Quote:Quote:okedehhh gan
itu aja yang bisa ane share kali ini
gak terasa jadinya malah malam gini threadnya wkwk
semoga info ini berguna dan bermanfaat ya buat smua
makasih ya buat yg uda mampir thread ane
ngasih rate, cendol maupun bata ke ane, ane terima dgn ikhlas kok wkwk
yang penting jangan lupa komeng - komeng pendapat agan semua ya
goodbye semua, saatnya nonton maze runner 2
segala sumber artikel & gambar berasal
dari sini, sini, sini dan sini
kalo ada thread bahas radio, pasti ane numpang nyanyi
Lewat radio, aku sampaikan
Kerinduan yang lama terpendam
Terus mencari, biar musim berganti
Radio cerahkan hidupnya
Jika hingga mati ku tak bisa
Menemukan hatinya
Lewat radio, aku sampaikan
Kerinduan yang lama terpendam
Terus mencari, biar musim berganti
Radio cerahkan hidupnya
Jika hingga mati ku tak bisa
Menemukan hatinya
selamat hari radio nasional terus mengudara
kampai !!!! Untuk perjuangan mereka !!!!
selamat hari radio gan ane kalo mau tidur kadang dengerin radio dulu
Wah Aku baru denger nih ama yg namanya Radio
wehehehe pas bngt ini radio yg ane beli online sudah diterima ni hari
Trit hari radio lagi,,
Ane masi sering denger MorningZone sama TheRealClubSky Trax Fm Jakarta..
Betewe, selamat hari radio nasional
Ane masi sering denger MorningZone sama TheRealClubSky Trax Fm Jakarta..
Betewe, selamat hari radio nasional
dulu waktu jaman sekokah dr SD ampe sebelom kerja di rantau , paling suka dengerin radio dr Jogja , Retjobuntung 99.4 FM
Quote:Original Posted By gun507 ►
Trit hari radio lagi,,
Ane masi sering denger MorningZone sama TheRealClubSky Trax Fm Jakarta..
Betewe, selamat hari radio nasional
wah apakah ane repsol gan ?
Trit hari radio lagi,,
Ane masi sering denger MorningZone sama TheRealClubSky Trax Fm Jakarta..
Betewe, selamat hari radio nasional
wah apakah ane repsol gan ?
selamat hari radio, ane lagi suka dengerin lagi skarang
selamat hari radio nasional bray, semoga radio-radio di indonesia semakin mantaff
Selamat hari radio nasional semua
Radio - So7 cocok tuh buat soundtreknya
Radio - So7 cocok tuh buat soundtreknya
kayaknya gan, udah ada yg duluan bahas hari radio nasional sore tadi ditrit sebelah , cek coba
Quote:Original Posted By jeanyhebat ►
wah apakah ane repsol gan ?
Ngga repsol gan, aman..
Materinye beda cuman tujuannya sama dalam rangka hari radio nasional
wah apakah ane repsol gan ?
Ngga repsol gan, aman..
Materinye beda cuman tujuannya sama dalam rangka hari radio nasional
selamat hari radio gan
Selamat hari radio nasional gan, semoga kita masih setia ama radio gan
Quote:Original Posted By sasadarfika ►
kayaknya gan, udah ada yg duluan bahas hari radio nasional sore tadi ditrit sebelah , cek coba
wah maap gan kalo ane repsol
ane cuma ngisi waktu luang aja
makasih ya gan komeng nya
kayaknya gan, udah ada yg duluan bahas hari radio nasional sore tadi ditrit sebelah , cek coba
wah maap gan kalo ane repsol
ane cuma ngisi waktu luang aja
makasih ya gan komeng nya
sepertinya pernah ada juga di Trit sebelah. Nice share btw
Tidak ada komentar:
Posting Komentar