Pages


Senin, 22 Juni 2015

5 Alasan Kunci Kenapa 400.000 Lulusan Sarjana S1 Menganggur



Source: http://strategimanajemen.net/2015/05...s1-menganggur/

Ya benar, data terkini menunjukkan sebanyak 400 ribu lulusan sarjana S1 menganggur. Setiap hari mereka berjibaku mengirim lamaran kerja, berdesakan di setiap acara Job Fair sekedar mengambil formulir pendaftaran. Dengan peluh di sekujur tubuh. Dengan wajah kusut dan rasa frustasi.

Tak ada yang lebih pedih daripada menjadi seorang pengagguran. Apalagi pengangguran terdidik. Masa kuliah 4 atau 5 tahun seperti terbuang sia-sia, juga biaya kuliah puluhan juta dari orang tua.

Harga diri seorang yang jobless juga bisa termehek-mehek. Apalagi kalo nanti pas lebaran ditanya, oh sudah lulus ya, sekarang kerja dimana. Masih pengangguran bude. Pedih. Galau.

Jadi kenapa 400 ribu lulusan Sarjana S1 jadi pengangguran?

Ada setidaknya lima alasan atau faktor kunci yang bisa menjelaskan kenapa banyak sarjana S1 yang jadi pengangguran. Mari kita bedah satu demi satu.

Quote:Jobless Factor # 1 : Low Economic Growth.

Pada akhirnya, elemen ini adalah salah satu faktor kunci yang menentukan angka pengangguran sebuah negara.

Sejatinya, berdasar rumus standar internasional, angka pengangguran di Indonesia hanya sekitar 5.81%, masih relatif bagus, dibanding misalnya angka pengangguran di Perancis yang tembus 9% atau bahkan di Spanyol yang lebih ngeri, 23%.

Idealnya, angka pengangguran itu sebaiknya 3%. Kalau lebih rendah malah bisa bahaya, karena industri atau perusahaan akan sangat kesulitan mencari tenaga kerja baru.

Nah untuk mencapai angka pengangguran yang ideal, butuh pertumbuhan ekonomi yang mak nyus, atau sekitar 8 – 10%. Data terakhir pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya sekitar 4.7%. Masih jauh dari harapan.

Btw, di negara-negara maju, pertumbuhan ekonomi sebesar 3% sudah dinilai sangat bagus. Untuk negara emerging countries seperti India, China dan Indonesia, pertumbuhan yang dianggap fenomenal adalah 7% keatas (India dan China bisa melakukannya berulang kali. Indonesia belum).

Pertumbuhan ekonomi yang kurang bagus membuat industri dan perusahaan enggan melakukan ekspansi. Artinya kebutuhan tenaga kerja baru juga stagnan. Muncul-lah barisan masif pengangguran Sarjana S1.


Quote:Jobless Factor #2 : Overqualified Skills.

Secara mengejutkan data menunjukkan secara persentase, jumlah lulusan S1 yang menganggur ternyata lebih tinggi dibanding lulusan SMK/SMA atau bahkan SLTP (maksudnya dari total lulusan Sarjana, persentase yang menganggur lebih banyak dibanding lulusan SMA/SMK).

Dengan kata lain, secara persentase, lulusan SMA/SMK lebih banyak yang terserap dalam lapangan kerja dibanding lulusan S1 (waduh, ngerti gitu dulu ndak usak kuliah yak. Uhuk).

Kenapa bisa begitu? Simpel : karena kualifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan banyak industri di tanah air ya cukup sebatas lulusan SMK/SMA. Ribuan pabrik di Indonesia masih berada pada level “tukang jahit”, belum melangkah ke fase yang lebih advance.

Karena kelasnya masih hanya tukang jahit, ya butuhnya cukup lulusan SMA/SMK. Ngapain lulusan S1. Nanti malah sok gengsi dan minta gaji mahal. Uhuk.

Demikian juga, di sektor perdagangan. Ribuan toko yang ada di pasar, mal, dan ruko hanya butuh penjaga toko yang lulusan SMA saja. Memang lulusan S1 mau suruh jaga toko HP di Roxy? Malu keleus.


Quote:Jobless Factor #3 : Too Many Social Graduates.

Di tanah air ini mungkin terlalu banyak lulusan jurusan sosial humaniora (ekonomi, manajemen, hukum, sospol, sastra, dst, dst).

Di hampir semua kampus di Indonesia pasti ada fakultas Hukum dan Ekonomi. Padahal mungkin kebutuhan lulusan dua fakultas ini tidak sebanyak pasokan jumlah sarjana yang lulus. Over supply. Akhirnya jadi pengangguran.

Demikian juga, ribuan sarjana sosial lulus, dan menemui fakta bahwa gelar yang mereka pegang ternyata tidak laku di pasaran. Akhirnya jadi pengangguran lagi.

Di sisi lain, sebenarnya kita sangat kekurangan jumlah sarjana teknik (engineering). Kita kekurangan sekitar 120 ribu insinyur padahal ada ribuan KM jalan raya dan ribuan megawatt listrik yang akan dibangun. Masak yang harus bangun jalan tol dan listrik, lulusan Sarjana Sastra Jawa.

Btw, studi World Bank menunjukkan jumlah lulusan engineering sebuah negara berbanding lurus dengan kemajuan bangsa itu. Secara persentase, lulusan sarjana teknik di Jepang, Korea, Taiwan dan China sangat tinggi. Tak heran mereka jadi negara maju.


Quote:
Jobless Factor #4 : Stupid Graduates.

Selain faktor-faktor makro seperti diatas, mungkin banyak pengangguran karena faktor sarjananya sendiri yang tulalit. Maksudnya banyak lulusan Sarjana S1 yang penguasaan teori dan kapasitas intelektualnya tidak kapabel.

Banyak orang suka bilang, wah percuma kuliah itu hanya teori. Ini statement yang agak bodoh.

Untuk menjadi sarjana top ya penguasaan teori atas bidang ilmu-mu harus benar-benar ngelothok. Anda tidak akan mungkin bisa menjadi profesional hebat kalau penguasaan teori-mu amburadul.

Kalau Anda mau jadi Manajer Marketing yang hebat, ya Anda harus paham benar tentang teori perilaku konsumen, teori branding dan teori strategi. Kalau Anda mau jadi manajer HRD yang hebat ya Anda harus paham teori tentang human capital, teori tentang talent management, dst, dst.

Sekali lagi, Anda hanya akan mudah menjadi jobless atau karyawan abal-abal jika penguasaan teori akan bidang kerjamu sangat buruk.

Maka problemnya bukan “kuliah itu kebanyakan teori”. Problemnya justru banyak lulusan S1 yang penguasaan teori –nya NOL BESAR. Wajar kalau mereka jadi pengangguran.

Mungkin karena di era digital sekarang ini, mayoritas mahasiswa lebih asyik baca status di social media daripada baca buku berkualitas setebal 300 halaman. Lalu dengan seenaknya bilang, wah kuliah itu hanya teori doang.

Teori doang gundulmu alus le.

Kalau penguasaan teori para lulusan S1 itu abal-abal, ya wajar mereka jadi pengangguran.


Quote:
Jobless Factor #5 : No Wow Factor.

Oke ini adalah faktor yang terakhir. Kalau faktor yang keempat menyangkut aspek kognitif (daya intelektualitas dan penguasaan ilmu dan teori), maka faktor yang kelima ini menyangkut hasil nyata : kebanyakan sarjana nganggur karena memang sama sekali tidak punya something wow. Hidupnya datar-datar saja, dan terlalu mainstream.

Sudah penguasaan teorinya buruk, ditambah selama menjadi mahasiswa selama 4 – 5 tahun, tidak pernah menghasilkan sesuatu yang layak dijadikan “penambah nilai jual” dihadapan tim rekrutmen (mungkin saat jadi mahasiswa kerjanya cuma setor muka kuliah, pulang ke kosan, main game, sibuk socmed, hahahihi, setor muka kuliah lagi, begitu terus sampe lulus).

Wong ndak punya something wow dan penguasaan teori buruk kok bermimpi diterima kerja di Chevron atau Citibank dengan gaji pertama langsung 10 juta/bulan. Gaji 10 juta dari Hongkong ?!!

Wow Factor ini memang tidak mudah direngkuh. Mungkin dibutuhkan kreativitas, daya juang, resourcefulness dan ketekunan untuk menciptakannya. Sayangnya, 95% mahasiswa tanah air mungkin tidak punya elemen-elemen pembentuk wow factor itu.

Tanpa wow factor, seorang lulusan sarjana tidak akan bisa stand out above the crowd. Nasib dia akan sama dengan 400 ribuan sarjana lainnya : masuk jadi penambah angka statistik pengangguran.


DEMIKIANLAH, lima faktor atau alasan kunci kenapa ratusan ribu lulusan Sarjana S1 jadi pengangguran. Sebagian karena alasan makro, sebagian karena faktor kompetensi diri para lulusannya sendiri.

Pesan terakhir bagi mereka yang mungkin masih jadi pengangguran, atau adik, keponakan, teman atau saudara Anda yang masih jobless.

You create your own future. You write your own storyline.

Walaupun terkesan kayaq berita opini, tapi didukung oleh fakta yang valid, dan lumayan mencerahkan. Jadi ga ada salah lah ya post disini

Emang bener, lulusan PTN favorit juga sekarang banting tulang kesana sini. Yang penting sih usaha aja gan

Tambahan alasan dan opini menarik dari kaskuser

Quote:Original Posted By rautech
buat adek² ane yg masih/mau kuliah :
1. pahami konsep (teori & logika) pada setiap pelajaran
2. sering konsul dgn dosen ttg penerapannya spt apa dalam kehidupan nyata
3. kalo ane sih dulu UAS/UTS lebih canggih soalnya dibanding yg ada di buku. padahal buku yg dipake impor semua, dan ane cuma bisa beli potokopian di dunia baru. kalian banyak² googling untuk nambah² pemahaman konsep dari situ. suka ada aja forum² ttg topik yg dibahas. baca, pahami.
4. kalau memungkinkan ada lomba, ikut
5. latih logika berpikir teknis (ane memang org teknik sih jadi mau ga mau).
6. jangan pernah mematok gaji besar. tapi kalian hitung dulu kebutuhan/plus minusnya. ane dulu hanya 400rb di atas umr, tp setaun naik gaji sering 2x dan dpt promo jabatan.


kalo udah dapet kerja nih.. walau gaji kecil di awal :
kalem aja gan. asal kita mau belajar banyak dari proses dan selalu berpikir perbaikan proses dengan orientasi uang (yg punya perusahaan liatnya uang).
Buka relasi sebesar²nya dengan Semua orang dari Semua Level.
Jangan lupa deket sama bos². tujuannya bukan untuk menjilat. tapi untuk tau cara berpikir mereka dan sering beri masukan ke mereka.


Quote:Original Posted By lopis.manis
Mungkin faktor ke-6 adalah inginnya langsung digaji tinggi, gan.

Padahal menurut ane,
fresh graduate itu harus banyak mencari pengalaman, ilmu, dan skill dulu supaya bisa meningkat berjenjang secara karir dan penghasilan.

Kalau ga mau digaji kecil dulu, pasti ga dapet2 kerja karena kalah saing sama yang mau belajar dulu seperti penjelasan ane di atas.

Kalau mau cepat kaya, bisa ngatur waktu suka-suka, bisa ngatur besar-kecil gaji,
silahkan jadi pengusaha.


Quote:Original Posted By silverlight
1. mental pekerja
2. mental copy paste. pas kuliah tugas dan skripsi kebiasaan nyontek dan copy paste dari org lain atau wikipedia.
3. suka hura2, hidup hedon.
4. gengsi gedeeee


Quote:Original Posted By johanjalil
wkwkk gengsian? kayaknya ga deh, sampe nunggu nganggur setaun mah, ga mungkin. Kurang kompetensi? kayaknya juga ga. Banyak temen ane yg kurang kompetensi kerjanya di perusahaan2an kecil, ngisi perut sekaligus sebagai batu loncatan.

Harus di pastikan dari sebanyak itu jumlah pengangguran 400 ribu, berapa persen yg sudah menganggur lebih dari 6 bulan? Jangan2 hasilnya sangat banyak nganggur baru 1-3 bulan, wajarlah namanya lagi cari2 kerja. Lewat 6 bulan, pasti apa aja di embat


Quote:Original Posted By mony372an
Semua yang dicantumkan tepat sih. Itu semua memang faktor yang mempengaruhi.
Sistem pendidikan dr tingkat dasar sampai universitas di negara kita ini udah dalam fase gawat darurat sebenarnya. Sistemnya tidak terintegrasi baik dengan perkembangan situasi dan kondisi masyarakat kita sendiri. Selain tak terintegrasi dr segi materi dan sistem pendidikan, kualitas tenaga pengajarnya pun menurut gw pribadi, memprihatinkan. Mayoritas tenaga pendidik di Indonesia itu cara mengajarnya "kosong", tidak ada jiwanya. Apa yang diajarkan hanya transfer tulisan ke kata yg diucapkan ke murid2nya. Si murid kemudian terima mentah2 dan jatuhnya hanya menghafal, bukan memahami. Apapun mata pelajarannya, anak2 murid diajar untuk menghafal, bukam untuk paham.

Tadi salah satu faktor yg disebut adalah "kekurangan sarjana teknik" atau lebih tepatnya bisa dibilang: kekurangan tenaga kerja dengan keahlian-keahlian teknis tertentu untuk menghasilkan suatu produk berupa barang atau jasa.
Sebenarnya kalau dibilang kurang, menurut gw sih kagak. Banyak kok sarjana tekniknya. Cuma sayangnya sistem kuliah teknik di kita itu gak jelas! dan dipaksakan serupa dengan sistem kuliah yang bukan teknik. Ini gak mungkin berhasil! Asupan muridnya aja dari tingkat SD-SMP-SMA itu diajarinnya ngapalin bukan memahami, terus masuk kuliah kayak gitu lagi model ajarannya, terus berharap bisa menguasai teknik dengan baik cuma modal 4 tahun?? Dengan sistem perkuliahan kayak gitu mah... gak banyak berharap deh. Maka itu hasilnya sarjana teknik kebanyakan kabur ke Bank, terus PNS, atau bidang2 lain dimana duitnya moncerrrrr... pengetahuan teknisnya sia2. Sarjana pertanian kerja di bank MDP, ODP, dst..dst.. sarjana teknik sipil, teknik mesin, teknik industri, kimia, fisika, ikut PNS kerjanya main proyek (soalnya mental ikut PNS biar hidup terjamin aja) ujung2nya kerjaan teknis gak sanggup dipegang ama internal sendiri, bukan perkara load kerja, bukan perkara biaya operasional, tapi perkara keahlian teknis! Akhirnya make kontraktor luar negeri juga. Udah gitu2 aja.
cuma sedikit dr sarjana teknis yang melanjutkan mengasah keahliannya di bidang yang memang peruntukannya. Miris...

Selain faktor2 di atas, ada lagi faktor penambahan jumlah penduduk juga penyebaran penduduk. Ini juga berpengaruh sekali. Penduduknya nambah terus, yang nambah terus juga biasanya dr kalangan bawah pula (ekonomi dan pendidikan level bawah). Nambah penduduk yg secara kualitas jg kurang dr berbagai aspek. Lalu penyebaran penduduknya gak diatur, semua urbanisasi ke kota2 besar (ke jakarta aja semuanya..), efek dr pembangunan yang timpang juga perhatian pemerintah yg minus ke daerah2 yg harusnya berfungsi sebagai penunjang.


Quote:Original Posted By rikky_c_a
2. politik harus stabil (PR pemerintah)

kalau geopolitik stabil...biaya produksi murah...buruh ngga NGEYEL...

maka investor lokal dan luar negeri akan berani masuk dan buka lapangan kerja

buruh dapet...sarjana juga kebagian...

ya kalo S1 abal2 seharusnya diatas UMR dikit juga dapet...kalo mau gaji gede ya lulusan ipk lu 3,5 keatas dong usahain

3. adakan mata kuliah entrepreneur di tiap jurusan supaya ngga mimpi jadi karyawan aja...bikin usaha sendiri (PR institusi Pendidikan)

4. jangan milih2...kl dapet kerjaan meskipun ngga spt yg diharapkan kerjain aja...itung2 pengalaman dan batu loncatan

5. perbanyak link dengan banyak bergaul dengan orang yg dah kerja....jangan sama pengangguran juga..apa yg didapet

6. selama nanggur tambah ilmu dan skill jangan dibatasi pada bidang S1 lu..kali aja rejeki lu di jualan kue bakery...bisnis jasa urus surat kendaraan... jual beli motor bekas...sepeda bekas...rakit komputer...bisnis cuci motor...kerajinan tangan...banyak deh kalo bisa baca peluang

1. doa....jangan sombong lu pade...minta sama yg maha kuasa...minimal lu dapat energy/semangat utk berjuang...


Quote:Original Posted By kuraibatho
kuliah tujuannya untuk kerja sih, yg gw tahu itu salah, klo cmn mau kerja yah tingkat SMA aja udah cukup, di bangku kuliah kita juga dididik untuk mencari pekerjaan, semuanya dah salah, seharusnya kuliah itu adalah pilihan, ga kuliah juga gpp, tapi di Indonesia klo kita ga kuliah kita pasti malu

hampir semua kluarga di Indonesia mengajarkan pendidikan seperti itu, gw masih ingat gimana bangga perasaan orang tua ketika mengetahui anaknya bisa kuliah sambil kerja, apalagi klo bisa membiayai kuliah sendiri, ga penting kuliahnya hasilnya apa, yang penting lulus, toh dia juga dah kerja, poinya di kerjaannya/penghasilan itu, bukan hasil dari kuliah itu sendiri, hasil dari kuliah tentunya karya ilmiah, bukan pekerjaan.

tapi mau gimana lagi gan ? hidup di negara yang banyak bergantung ke negara maju kita tidak banyak pilihan, pada akhirnya kita hanya bisa menyesuaikan dengan pasar, jadi intinya klo kita ga bisa masuk pasar yah kita ga makan, kuliah bukan dijadikan tempat menghasilkan ilmuwan tapi produk-produk pasar ga ubahnya seperti barang-barang yang ada di supermarket, klo konsumen suka dibeli, klo ga suka yah dibuang ...


Quote:Original Posted By terserahgwdonk
wajar aja lah sarjana nganggur, soale perusahaan sekarang butuh pegawai yang udah skillfull n tinggal nego mao gaji berapa, mana mao perusahaan kasih training ini itu ke karyawan baru kaya jaman dulu... sedangkan s1 baru lulus kadang gak bisa ngapa2in, non skill, sedangkan gaji maonya tinggi...

s1 vs smu tpi berpengalaman tetep aja perusahaan ambil yg smu dan berpengalaman, gaji lebih murah tpi udah bisa kerja... kecuali tuh perusahaan gede n emang mao spare banyak buat karyawan barunya, tapi kan yg kaya gitu sedikit banget perusahaannya

s1 klo siswanya bner kuliah, ilmunya bagus, ipk nya juga ok, gw yakin sebelum lulus juga udah di tawar orang, baik untuk beasiswa or untuk kerja di perusahaan,...

kalo dibilang gak ada lowongan kerja buka aja jobstreet.com or jobsdb.com, seabreg lowongan dibuka, cuma yah gitu mereka minta yg udah berpengalaman dibidangnya, buat para fresh graduation coba skillnya di tambah ambil kursus kejuruan or magang di perusahaan besar biar nilai jual ente sedikit naik...

oh iya emang klo dah lulus harus kerja yah, kenapa gak coba usaha sendiri, hasilnya juga untuk sendiri, makanya pas kuliah belajar yg bner, baca prospek bisnis kedepan, jangan cuma kepengen lulus trus jadi kuli...



Quote:Original Posted By windmilz
ada lagi gan kalo menurut ane

- kurang wawasan alias cuma modal ijasah : misal lulusan IT tapi ga bisa instal windows (what..???) jujur ini banyak
- fresh grad tapi maunya gaji 5jtaan (hellooooooo udah kerja aja sukur broo)
- milih2 kerjaan (ga mau ah perusahaannya ga terkenal ) wtf...
intinya kerja dulu brow, mau sisanya niat doa dan usaha,,,


Quote:Original Posted By arubeeto
setuju soal gaji,banyak yg pgn gaji gede,padahal persaingan sulit,dan freshgrad.
kalau lu bukan lulusan cum laude plus pengalaman menang kompetisi,atau prestasi wah jangan harep gaji FG 5 jt keatas..kecuali jd pengusaha..itu jg setelah melewati fasa sulit waktu belum balik modal...

ya yg masih kuliah,segera dalami textbookmu, kerjain TA yg bener,itu ngebantu, beneran ngebantu jalan pikiran ilmiah lu, buat bekel mecahin masalah yg ruwet di dunia kerja nanti, good luck


Quote:Original Posted By Ikyu San
Yang pasti market akan mencari fresh graduate yg siap kerja (kompentensi+skill)..sayangnya banyak lulusan sarjana yg punya ijasah tapi lack of competency and skill.

Inget, saingan makin banyak. Skg aja Indonesia sudah mulai di banjiri pekerja asing terutama dari India, Philipines dan China.

Sistem pendidikan di Indonesia juga harus direformasi. Bandingkan dengan sistem pendidikan di LN yang applicable, bothways. Student di LN di rangsang untuk berpikir mandiri untuk menyelesaikan masalah, mengeluarkan pendapatnya disertai dengan argumen2 yg masuk akal. Ide2 baru sangat dihargai. Setiap eksperimen yg layak untuk dilakukan akan dibiayai pemerintah. Universitas adalah kawah candradimuka untuk menciptakan inovasi2 baru dan ahli2 muda dibidangnya masing2. Bukan sekedar lembaga pemberi ijasah dan pengeruk keuntungan.


Quote:Original Posted By FajarHiryawan
betul banget WooooooW Faktor itu tidak ada....

yg pasti ngk ada....wong kerjaan nya...molor,hura hura, candu games off atao online, gila eksis di sosmed, ikut trend gaya hidup mewah, daya juang rendah (males), apalgi terjerumus narkoba dn kriminal lain nya.... maaf tp tidak semua mahasiswa seperti gt...tp kebnyakan sih seperti itu...kasihan BonYok lupada...berkorban.

mau ngangur gmn dpt tugas dr dosen juga kaga paham ujung2ny nyontek...dn gila lagi Skripsi atao Tugas akhir nyontek jg dibuatin atao bayar seseorang....yaaah usslesss*

tp nasib seseorang tdk bisa ditebak...klo sadar segerelah sebisa mungkin perbaiki...banyak doa biar hidup berkah....salut sama mahasiswa sukses secara halal...pisss all cuma yg gua amati aja...kk gt skrng di indo.



#pageone gan



Lanjut sini gan~

http://www.kaskus.co.id/show_post/55...048b456c/270/-
http://www.kaskus.co.id/show_post/55...5e8b4569/710/-
http://www.kaskus.co.id/show_post/55...08b4569/1074/-

Soalnya kebanyakan lulusan kita gag punya mental pengusaha, mental pekerja semua.
Jadi ya cuman ngelamar sini sana gag ada inisiatip buat buka usaha.
Dan pasti alesan modal gag punya.
Padahal klo niat, modal bisa di dapat
macem tuh
pintu rezeki banyak gan , asal halal, hilangkan gengsi yang terpenting
menganggur itu karena kurang kreatif, jaman internet gini banyak potensi bisnis yang bisa dijalankan dirumah
Gak usah panjang panjang, katah presiden sayah gak boleh lebih dari dua lembar
Temen2 gw juga gengsinya lumayan gede, pengennya kerja di perusahaan top. Tau sendiri persaingannya gimana
Kalo ane ngerasa aneh sama pembetian beasiswa untuk yg kurang mampu gan..

Masa iya yg dapet beasiswa kaya gitu orangnya ga ada miskin2nya gan

Ke kampus naek motor, ngerokok iya, nongkrong iya, minum alkohol juga jalan

Entah kenapa bisa begitu
rata2 yg kuliah punya cita2 pengen setelah lulus kuliah pengen kerja di perusahaan anu dan anu, gak pengen usaha sendiri...
kasian ya 4 taun digoblok2in dosen ditipu dosen,luntang lantung kayak anak ilang akhirnya cuma nganggur
sudah habis biaya,habis waktu
4 taun itu juga klw pinter klw goblok bisa 8 taun ngasih uang ke proyek sekolah [universitas] habis tenaga habis bandha habis waktu
cuman untuk mengejar secarik kertas bertemakan ijasah
skripsi sudah dimainin dosen,eh lulus masih susah nyari kerja
itu namanya ilmu tak bermanfaat
karena yg dicari hanya ilmu duniawi yg tak faedah apa2
wah, bakalan gak balik modal biaya kuliah dong..
Quote:Original Posted By syariefalhaddad
Kalo ane ngerasa aneh sama pembetian beasiswa untuk yg kurang mampu gan..

Masa iya yg dapet beasiswa kaya gitu orangnya ga ada miskin2nya gan

Ke kampus naek motor, ngerokok iya, nongkrong iya, minum alkohol juga jalan

Entah kenapa bisa begitu


Syarat dapet beasiswa kan mesti pintar gan (ada minimal IPK yang mesti terpenuhi).
Yang pengangguran S1, itu lulusan darimana
Di Indonesia, banyak 'sarjana' (jurusan apapun) tapi nggak mampu berpikir sebagai sarjana. Berpikir menurut metode ilmiah aja nggak bisa. Contoh, dari data seuprit tiba2 buat kesimpulan sendiri. Buktinya? Di kaskus mayoritas macam ini komentar2nya. Istilah kerennya: jump to conclusion.
Belum lagi kemampuan akan hal2 dasar yang kurang banget. Ngaku sarjana teknik, tapi fisika SMP aja nggak bisa. Sarjana hukum cuma hafal pasal2, ngapain?
Penutup, di Indonesia isinya jago menghafal tapi nggak bisa berpikir, apalagi berpikir yang logis & sistematis, jauh. Ini diperparah dengan terima mahasiswa lewat jalur 'prestasi' tapi prestasi menghafal. Yang kuat menghafal mah mending nongkrong di perempatan lihat plat nomor. Berpikir kritis? Ini sih barang langka, sudah pada taraf perlu dilestarikan. Kritisnya cuma ke kesalahan2 minor Jokowi-Ahok doang.
Mau jadi negara maju? Ngimpii...
Quote:Original Posted By xiongdi108


Syarat dapet beasiswa kan mesti pintar gan (ada minimal IPK yang mesti terpenuhi).


Kan ada gan beasiswa untuk yg kurang mampu. Syarat IP ada (lebih rendah dari beasiswa yg prestasi). Dan butuh surat keterangan tidak mampu dari lurah, slip gaji, dll.

Nah ada tuh yg dapet tapi emang orangnya mampu (banget), tapi bisa dapet. Ane kan ngerasa gak adil gan. Padahal ada yg lebih butuh daripada orang itu. Apalagi duitnya buat beli hape sama mabok =.=
Setuju sama semua poinnya.. masuk akal. Ga pake alesan suruh buka lapangan kerja.
karena mereka bukan keturunan cina.....
coba kalau keturunan cina,pasti langsung diterima..
dan data darimana itu 400 ribu..?
1,5 juta kale..
tetanggaku ada 2 sarjana mereka lulus 2 tahun yang lalu, yang satu jadi tukang parkir dan yang satu gak tahu deh di terminal terus dia...
mereka hampir tiap pagi pasti pergi dengan amplop ke kantir pos,ngirim lamaran atau ke warnet ngirim via email..
ya terkadang mereka tampak pakai pakaian rapi katanya mau lamar langsung ke perusahaan..
tapi memang nasib lagi apes..

kalau lulusan SMA nganggur mungkin tidak begitu mengganggu pikiran,tapi kalau s1 sampai nganggur perasaannya pasti kacau tu..
bagus gan, ane spakat dg 5 poin diatas meski masih ada poin2 lainnya
udah salahin terus tu sarjana pengangguran..
dan rasakan sensasinya saat mereka gabung ke ormas dan mendirikan ormas..!
Eh bentar, klo jurusan kuliah berpengaruh ga sih
Via: Kaskus.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar