Quote:Quote:
Quote:Thread ini berniat membuka cakrawalah berpikir agan. Hehehehe..
Apa itu demokrasi?
Jawab: Demokrasi adalah sistem pemerintahan yang diselenggarakan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
Demikiranlah jawaban yg paling sering ditulis sewaktu menghadapi soal essay mengenai demokrasi, jawaban yg berasal dari ucapan seorang Abraham Lincoln. Secara teori memang terdengar indah, semua pakar yg menyebut definisi demokrasi pasti menyebutkan demokrasi itu untuk melindungi hak rakyat, untuk mensejahterahkan rakyat, dsb. Pantas banyak masyarakat yg terbuai dengan harapan itu. Tapi, berapa banyak sih teori yg selaras dengan kenyataan?
Quote:Democracy (n.): Government of the sheep, by the shepherds, for the wolves. – L.A. Rollins
Oke, sebelum membahas lebih jauh, perlu diketahui batasan tulisan ini hanya pada pemerintahan demokrasi, yg berarti sistem negara secara keseluruhan, bukan pada demokrasi yg bersifat sosial kemasyarakatan atau forum, karena kita tahu musyawarah (yg kalau dalam agama Islam salah satu jenis pengambilan keputusan) juga bisa disebut demokrasi jika definisinya dijabarkan lebih luas. Tapi sekali lagi, kita bukan membahas itu, kita membahas demokrasi dalam ranah sistem pemerintahan suatu negara yg umumnya diwarnai dengan aktivitas Pemilihan Umum (Pemilu), seperti yg terjadi di negara ini.
Sekarang kita ambil contoh sampel 3 negara, yaitu Irak, Suriah, dan Afghanistan. Mungkin mendengar 3 nama negara itu, agan langsung berpikir, "Lho apa hubungannya 3 negara itu dengan demokrasi? Negara rawan konflik dan penuh kehancuran itukan negara Islam?". Kalau agan berpikir seperti itu, bahwa 3 negara yg disebutkan adalah negara Islam, itu berarti selama ini agan sudah kecele dan tertipu . Ane rasa sudah saatnya meluruskan kekeliruan ini. Perlu diketahui bahwa negara2 itu bukanlah negara Islam, sama seperti Indonesia, mayoritas masyarakatnya mungkin Muslim, tapi sebenarnya sistem pemerintahan yg dianut ke-3 negara tersebut sampai saat ini adalah demokrasi.
Jika tidak percaya, dipersilahkan jalan2 ke Wikipedia.
Quote:
Spoiler for Irak:
Spoiler for Suriah:
Spoiler for Afghanistan:
Irak, Suriah, dan Afghanistan menganut sistem pemerintahan republik dan presidensial yg notabene rakyatnya mengadakan aktivitas Partai dan Pemilu tiap beberapa periode sebagai bagian dari demokrasi, sama seperti Indonesia. Hal ini tentu berbeda dengan negara Islam yg umumnya menganut sistem monarki, dimana pemimpinnya (Raja, Emir, Sultan, dll) tidak dipilih berdasarkan hasil voting masyarakat, melainkan keturunan dan musyawarah.
So, sangat salah jika ada yg berkata, "Untuk apa menerapkan hukum Islam, mau jadi macam Irak, Suriah, dan Afghanistan?", apa hubungannya, mereka kan bukan negara Islam (not yet)? Malah masih lebih benar perkataan seperti ini, "Untuk apa mempertahankan demokrasi, mau jadi macam Irak, Suriah, dan Afghanistan?"
Jadi ini perlu diluruskan, jangan lagi mengaitkan negara2 tersebut dengan pemerintahan Islam, karena faktanya pemerintahannya saja menerapkan hukum demokrasi, sama halnya seperti Indonesia.
Oh iya, sampai paragraf ini ane tidak bermaksud menonjolkan hukum pemerintahan Islam dibanding hukum lain, intinya agar semua lebih paham saja untuk tidak mengaitkan hal2 yg tidak berkorelasi apalagi jika berbicara masalah pemerintahan, karena ini skalanya besar. Intinya pikiran harus sama2 saling terbuka. Masalah hukum mana yg lebih baik itu silahkan agan pikirkan sendiri saja, semua punya pandangan masing2, toh sebagai manusia kita sama2 memiliki akal dan tidak boleh saling memaksakan kehendak, iya kan?
Selanjutnya, kita ambil contoh sampel 5 negara, 5 negara ini merupakan 5 besar yg masuk dalam 10 negara terkaya dan termakmur di dunia (2014) berdasarkan GDP (PPP) per Kapita yg dirilis dalam situs mapsofworld.com, artikel2 lain pun dalam melist poin2 negara terkaya rujukannya dari sana. Jika kurang puas boleh cari di tempat lain, karena rata2 hasilnya tidak jauh berbeda.
Quote:Quote:
Spoiler for 1. Qatar:
Quote:
Spoiler for 2. Luxembourg:
Quote:
Spoiler for 3. Singapore:
Quote:
Spoiler for 4. Brunei Darussalam:
Quote:
Spoiler for 5. Kuwait:
Demikian 5 negara yg dinobatkan sebagai terkaya di dunia. Dan ya, seperti yg agan tahu, dari 5 negara tersebut 4 diantaranya tidak menerapkan demokrasi. Negara yg menerapkan demokrasi hanya Singapura, itupun demokrasi perwakilan, bukan demokrasi langsung (demokrasi yg Pemilu dari rakyat). 4 negara yg memegang status sebagai negara terkaya di dunia itu menerapkan sistem monarki.
Qatar menerapkan sistem monarki yg dipimpin oleh Emir dan PM, meski Qatar masuk dalam wilayah Arab dan kerab disebut negara Islam, Qatar tidaklah menerapkan hukum hudud (seperti rajam dan potong tangan), tapi hukum Islam yg lain yg lebih bersifat ekonomi dan sosial tetap jalan, untuk lebih jelasnya mengenai keadaan di Qatar boleh dibaca disini. Luxemburg, pemerintahannya bersifat Kadipaten (mungkin seperti kerajaan dan kesultanan) yg merupakan monarki konstitusional. Brunei Darussalam sedikit berbeda dengan Qatar, sama seperti Saudi, dalam implementasian hukum Islam, Sultan Bolkiah sudah mengumumkan menerapkan syariat Islam secara penuh, termasuk hukum hudud, Brunei pun cukup keras untuk masalah LGBT. Terakhir Kuwait, Kuwait juga negara dengan sistem monarki yg arah pemerintahannya ke hukum Islam.
Itulah beberapa contoh negara yg memiliki perbedaan hukum dan perbedaan nasib. Sekali lagi disini ane bukan ingin menonjolkan hukum mana yg lebih baik dari hukum lainnya, pokoknya sama2 melihat fakta dan realitanya saja. Realitanya, cukup banyak negara2 yg tidak bisa hidup dengan demokrasi bahkan hancur olehnya, seperti Irak, Afghanistan, dan Suriah, kita bahkan belum membahas Libya. Dan faktanya, ternyata banyak pula negara yg bisa sukses tanpa pemerintahan demokrasi, tanpa aktivitas Pemilu dan lainnya, malah negara2 tersebut yg umumnya menerapkan monarki berada pada peringkat2 teratas untuk kemakmuran.
Sekarang setelah membahas negara luar, maka tak elok rasanya kalau tidak membahas negara sendiri, mengingat Indonesia ini negara yg demokratis sekali . Tiap beberapa periode anggaran milyaran digeleontorkan untuk Pemilu, dari pemilihan presiden, anggota DPR, sampai pemilihan ketua daerah. Apakah Indonesia bisa makmur dengan demokrasi? Semua punya jawaban masing2, tapi untuk jawaban ane adalah TIDAK!
Quote:8 Poin Mengapa Indonesia Tidak Bisa Lagi Mengandalkan Sistem Demokrasi
Quote:1. Demokrasi Sejatinya Sistem Import Penjajah
Apakah demokrasi asli Indonesia? Sejarah mencatat bahwa Indonesia dibangun melalui konsensus para raja yg ada di Nusantara, dan kerajaan lah yg awalnya menjadi dasar dari pemerintahan ribuan pulau yg di masa depan menjadi Indonesia. Gajah Mada niat menyatukan Nusantara dengan semangat kerajaan, bukan dengan semangat demokrasi, begitu juga dengan nama2 panglima besar di tanah lain. Kemudian datanglah penjajah Barat yg merusak tatanan itu dengan standar politik kolonialismenya. Setelah era kolonialisme, mereka meninggalkan hegemoni dengan bentuk nation-state, lantas mencetuskan ide Republik dan Serikat (ingat kepanjangan dari RIS bukan?). Kita kemudian mengimpor sistem pemerintahan yg disebut demokrasi saking rindunya janji kemerdekaan untuk diakui negara2 besar dunia akibat telah dijajah berabad2 lamanya. Sayangnya setelah deklarasi yg singkat itu negeri jadi kelabakan dan diambang kehancuran.
Ironisnya kita terus menolak akar dan fondasi bangsa ini, dan justru mengelukan sistem tersebut. Demokrasi adalah penjajahan model baru di era modern. Saat negara mendeklarasikan kemerdekaan, kita pikir rakyat akan lepas sepenuhnya dari perbudakan penjajah, dari imperialisme asing, dari propoganda barat, dan dari semua bentuk intervensi luar terhadap kedaulatan kita. Sayangnya kita mengadopsi hukum asing dari negeri invaders. Kita telah sukses dijajah bahkan lebih dalam dan jauh. Kapankah penjajahan benar2 sukses? Disaat mereka menjajah suatu negara sementara negara itu tidak tahu mereka sedang terjajah.
Quote:
Quote:2. Partai Politik Penuh Kepentingan dan Kekuasaan Pribadi
Semua partai politik di Indonesia bekerja untuk kepentingan membernya, tidak ada yg benar2 murni mengabdi untuk rakyat. Adakah yg berani berteriak partai mana yg orang2nya murni bekerja untuk kesejahteraan bangsa? Semua partai punya kepentingan masing2, selain fakta bahwa Partai membuat masyarakat tidak bisa bersatu. Setiap tahun dalam era kampanye partai2 banyak yg bertikai dan saling fitnah atau black campaign, masyarakat yg polos dan bingung jadi korban. Bukankah ada slogan negara tidak akan maju kalau kita tidak bersatu? Bagaimana rakyat bisa bersatu dengan belasan partai politik?
Sistem lain seperti monarki tidak mengasuh partai, keadaan rakyatnya jadi bersatu, baik bersatu dalam bekerja untuk kemakmuran maupun bersatu dalam pemberontakan karena termakan hasutan.
Quote:
Quote:3. Rakyat Indonesia Bodoh dalam Hal Memilih
Hal ini tidak bisa dipungkiri, masyarakat kita secara umum mayoritasnya masih bodoh dalam hal memilih. Bagaimana pengalaman agan sewaktu pertamakali mencoblos? Ane sewaktu pertamakali mencoblos calon anggota dewan, cuma bisa langsung main tusuk saja, dikarenakan juga tidak tahu nama2 yg ada, tentu banyak sekali yg begini bahkan hampir semuanya. Kalaupun ada yg tahu nama yg tertulis, paling karena itu tetangganya. Jujur saja masyarakat juga tidak bisa sepenuhnya disalahkan karena hal ini. Mungkinkah orang hebat bisa terlahir jadi pemimpin dengan cara seperti ini? Jadi ini sama dengan anak yg UN tapi melobangi jawaban secara serampangan tanpa tahu apa2 bahkan tanpa membaca jawabannya terlebih dahuli, alias anak itu bodoh. Kenapa tidak menghentikan kebodohan ini?
Banyak yg bilang satu suara sangat berharga dalam Pemilu, ane katakan tidak ada gunanya lah satu suara orang cerdas dibanding seratus suara orang bodoh.
Quote:
Quote:4. Rakyat Indonesia Malas Mencari Informasi dan Terbuai Asupan Media
Kita tidak tahu bagaimana sosok calon pemimpin dan perwakilan yg kita pilih, karena memang informasi yg terbatas sekaligus juga membuat rakyat malas. Apa mungkin kita bisa mencoblos dengan yakin hanya oleh spanduk wajah, logo partai, dan slogan sederhana macam "katakan tidak pada korupsi"? Pastinya kita ingin memilih yg berkualitas, sayangnya informasinya sangat sulit didapatkan, yg menang adalah media. Banyak yg berprestasi dikampung2 tapi tidak terpilih, justru yg terpilih adalah mereka artis2 dan penyanyi2 yg tidak jelas andilnya untuk bangsa. Hal seperti ini terus terulang, yakin bisa maju?
Lihat saja dampak dari pemilihan langsung di tiap daerah, ratusan pemilu langsung diselenggarakan, bukannya menghasilkan pemimpin yg kredibel, melainkan pemimpin-pemimpin korup yg hanya mementingkan kelompok dan golongannya sendiri. Kalaupun ada pemimpin yg benar2 merakyat, kita hanya bisa menghitungnya dengan satu tangan yg terdiri dari 5 jari, padahal Indonesia terdiri dari ribuan pulau. Ironis kan?
Quote:
Quote:5. Calon Pemimpin yg Lewat Jalur Demokrasi Sibuk Mencitrakan Diri Sendiri
Kita sebut saja seorang pebisnis tv yg gagal dengan partai barunya kemarin. Selain mengadakan Miss World di Bali, kita sama sekali tidak tahu sebenarnya apa yg sudah dia lakukan untuk negara ini. Meski tanpa prestasi kenegaraan, tapi pencitraan dimana2 sudah dilakukan sampai blusukan di sinetron pun demi menghadapi Pemilu selanjutnya. Secara massive dia menampilkan dirinya dipertelevisian untuk memanfaatkan poin sebelumnya. Mungkin dia akan menang dengan cara ini, tapi itu tidak akan pernah jadi kemenangan negara ini. Dan calon pemimpin lain pun sama saja, selama masih ada Pemilu, selama itu pula negara dipimpin oleh orang2 tak berkapasitas dan tak berkemampuan.
Quote:
Quote:6. Pemilu Membuang2 Anggaran dan Memiskinkan Negara
Berapa anggaran negara yg digelontorkan setiap diadakannya aktivitas Pemilu? Milyaran sampai Trlyunan rupiah. Pemilu meski tidak berguna dan hanya membuang2 waktu dan tenaga semata, tapi telah menghabiskan dana yg bukan main2. Dana fantastis yg dapat dialokasikan untuk sektor lain, justru dihabiskan untuk Pemilu yg penuh manipulasi dan kecurangan. Pemilu tetap jalan, rakyat tetap miskin dan bodoh. Dalam sistem monarki tidak ada aktivitas Pemilu, rata2 pemimpinnya dipilih oleh musyawarah orang yg ahli, bukan tusukan jutaan orang yg bodoh. Hasilnya, dana yg ada bisa digunakan untuk melanjutkan pemerintahan selanjutnya siapapun yg memimpin. Terbukti, rakyat tetap makmur dan sejahtera, bahkan negaranya menjadi yg terkaya di dunia.
Quote:
Quote:7. Pemilu Tanpa Kecurangan adalah Bohong
Sewaktu kerja praktek di daerah, sempat sharing dengan pekerja disana bagaimana dia menjadi seorang "Pelambung" dalam Pemilu kemarin. Intinya Pelambung ini bertugas untuk membagi2kan uang bagi siapa yg memilih apa yg diinginkan boss si Pelambung. Satu suara bisa seharga lima puluh ribu, dan satu TPA bisa diisi oleh 5 Pelambung. Dalam pikiran mereka, siapapun yg terpilih juga tidak akan membawa manfaat apa2, jadi lebih baik menerima uang diawal. Tiap periode pemilu penuh politik uang dan tipu daya yg terorganisir, dari satu orang yg bisa mencoblos 10 Surat Suara, sampai Kotak Suara yg dimanipulasi isinya dan hasilnya dimark-up dengan mudah.
Baik di kampung2 maupun di kota2 melakukan hal yg sama. Selama Pemilu masih ada dan berlangsung, maka selama itu pula fenomena ini terus ada dan terjadi.
Quote:
Quote:8. Demokrasi Membuka Peluang Negara Dikuasai oleh Pihak Asing
Inilah faktanya, negara besar dan kuat yg menerapkan demokrasi, dengan mudah dapat menyelami kekayaan alam negara kecil dan lemah yg menerapkan demokrasi. Tidak perlu jauh berbicara negara2 di Timur Tengah, yg karena demokrasi invasi dan konflik bersenjata terus terjadi. Coba kita lihat saja di Indonesia tercinta, dengar2 Indonesia adalah negara yg kaya akan sumber daya alam, iya kan? Lantas kenapa kita masih tercekik permasalahan ekonomi dimana2? Apakah keberadaan Freeport oleh AS bukan penguasaan asing? Bahkan kita hutang lagi ratusan trilyun ke China, apakah ini bukan penguasaan asing? Kita dikuasai asing secara mental dan material, tapi kita pura2 tidak tahu, agan pura2 tidak tahu.
Quote:
Itulah poin2 alasan mengapa Indonesia tidak bisa lagi mengandalkan demokrasi dalam sistem pemerintahannya. Ini hanya masalah teritori dan keadaan sosial. Mungkin banyak negara2 Barat sukses menerapkan demokrasi, namun Indonesia bukanlah Barat, Indonesia tidak akan mengkuti kesuksesan mereka, Indonesia hanya akan menjadi terkaman sedap sistem demokrasi yg gagal dan buruk, sama seperti negara di Timur Tengah.
Pemilu dengan demokrasi adalah racun, hentikan aktivitas Pemilu adalah langkah yg bermutu. Kita bisa terus melanjutkan kegagalan sistem ini, tapi jika berpikir dengan begitu negara mungkin bisa maju, maka sebaiknya kita mulai memikirkan diri sendiri, ketimbang mengharapkan angan2 yg kosong dan membohongi diri. Ini bukan menyerah diawal, tapi justru menyerah hampir diakhir, lebih baik daripada tidak menyerah sama sekali dan terus mengharapkan sistem yg keliru.
Kita harus belajar dari kerajaan2 nusantara terdahulu, Kerajaan Majapahit, Kerajaan Gowa-Tallo, Kerajaan Aceh, dll yg hidup dengan monarki, dimana masalah terbesarnya adalah penjajahan dari luar. Sedangkan masalah kita dengan demokrasi adalah penjajahan dari luar dan dalam.
Sekali lagi, kita bisa terus mempertahankan sistem ini, tapi dengan membiarkan paku itu tetap dingin mungkin akan membuka harapan dan peluang baru. Bagaimana menurut agan?
Quote:
Spoiler for Reference:
- http://www.mapsofworld.com/world-top-ten/world-top-ten-richest-countries-map.html
- http://izquotes.com/quotes/?q=democracy
- Http://wikipedia.org/
- http://www.apapengertianahli.com/2014/09/sistem-pemerintahan-monarki-dan-bentuk-pemerintahan-monarki.html
Quote:Original Posted By dimensionof ►
Awalnya sedikit pesimis thread bernada kajian dan bentuk kritikan kepada sistem pemerintahan seperti ini akan mendapat apresiasi dari Official Kaksus, tapi ternyata bisa masuk Hot Thread. Kaskus luar biasa, ane jadi makin semangat untuk terus berbagi tulisan2 berkualitas dan bermutu hasil pemikiran atau kajian sendiri dalam forum keren ini.
Intinya tidak perlu saling memaksakan mana sistem pemerintahan yg paling benar dan bagus, tapi tetap prinsip mana pun yg agan yakini harus benar2 disertai argumen kuat atau diselingi bukti2 meyakinkan mengapa harus mempercayai hal itu setidaknya dalam pemikiran agan sendiri sebelum akhirnya mulai dituangkan untuk jadi bahan pertimbangan dan pembelajaran pihak lain. Pokoknya saling mengambil pelajaran saja dari apa yg ane rangkai dalam thread ini, utamanya poin2 kerugian dan kelemahan dari penerapan demokrasi di negara ini. Semoga Indonesia berkembang menjadi negara yg makmur dan hebat suatu hari nanti.
Quote:KOMENTAR KASKUSER
Siap mewadahi komentar pro dan kontra dengan argumentasi yg bagus dan logis. tanggapi dengan pikiran dewasa tanpa ada unsur negatif yg bermuatan SARA oke!
Quote:KOMENTAR ISTIMEWA
Quote:Original Posted By shenmipro ►
Threadnya bagus gan,,
Ane yg biasanya cuma berpikir kerja cari duit n terkadang gk peduli ma persoalan negara n segala tetekbengeknya jdi ngerasa sepaham dengan yg agan tulis n ikutan kepikiran negara hahaha..
Ane rate dah biar HT, bru pertamax nih ngerate thread
Quote:Original Posted By Daf007 ►
Seems no one understand where this thread going yet?
TS menggunakan tiga negara tersebut untuk meluruskan kalo negara tersebut sama kaya Indonesia, negara dengan mayoritas muslim, bukan negara muslim. Yunani sendiri sekarang bangkrut, namun bukan sepenuhnya salah sistem demokrasi.
Main Topic dari TS sendiri adalah mengapa Indonesia belum siap akan demokrasi, dan alasan yang ada di depan sangat tepat sekali. Mungkin bisa dilihat bagaimana media berhasil mengontrol pemikiran masyarakat. Bagaimana internet belum tersedia diseluruh pelosok Indonesia, dan bagaimana tarif internet begitu mahal di beberapa pelosok, menyebabkan beberapa rakyat pelosok semakin terperosok.
Mungkin disini ada yang pernah ke Swiss? Demokrasi yang paling oke menurut ane adalah di Swiss. Salah satu contohnya adalah ketika mereka mau buat undang2 baru, mereka kumpulkan masyarakatnya dan jelaskan isi undang2nya, dan bertanya apakah mereka setuju atau tidak, kemudian undang2 tersebut disahkan melalui voting, setuju atau tidak setuju untuk diterapkan. Indonesia? Undang2 dibuat oleh penguasa, disahkan oleh penguasa, untuk kepentingan penguasa (kebanyakan).
Bagaimana dengan keingintahuan masyarakat kita? Masih sangat jauh dari harapan. Masyarakat eropa dan mamarika memiliki rasa keingintahuan yang tinggi. Indonesia? Banyak yang terbuai "ah ngapain teori" atau menjauhi ilmu yang menurut mereka kurang penting seperti "halah politik" yang padahal sangat penting. Mencari info hanya didepan televisi dan satu sisi, tanpa sadar pikiran telah dimanipulasi.
Bukan berarti demokrasi buruk. Demokrasi sendiri muncul akibat tirani penguasa, yang hakikatnya adalah untuk masyarakat, pada awalnya.
Namun kematangan mental, kemauan, dan integritas masyarakat dan penguasa adalah kunci dari demokrasi itu sendiri. Minimnya mental yang matang, kemauan, dan integritas masyarakat serta penguasa hanya menyebabkan demokrasi menjadi alat, untuk kerakusan penguasa dan keserakahan media. Baiknya tingkat kematangan mental, kemauan, dan integritas masyarakat, akan membuat sistem pemerintahan non diktator dan non otoriter apapun menjadi baik untuk Indonesiaku.
Untuk yang berkata 32 tahun Soeharto memerintah disini adalah monarki, maaf. Anda bisa bandingkan dengan saudi arabia dan brunei darussalam yang monarki hakiki, walau mungkin mereka memang kaya akan minyak, namun sangat jarang terdengar konflik akan konstelasi politik yang ada. Bukan berarti saya ingin menerapkan monarki, karena negara kita besar dan berbeda, beragam suku yang sulit disatukan, apalagi memilih seorang raja dari satu suku untuk memerintah semua suku. Namun menurut saya, yang diterapkan Soeharto adalah demokrasi semi monarki, yang diselubungi tirani.
Daripada anda menyuruh TS untuk memikirkan solusi, coba anda semua yang minta solusi sediakan solusi. TS telah berhasil membuka suatu lubang yang tertutup, sebuah langkah baik, sementara anda, hanya koar2 minta solusi, tapi bahkan tak tahu apa yang anda bicarakan. Ingin demokrasi maju dengan masyarakat seperti kalian? Jangan harap.
Quote:Original Posted By mynameisdwi ►
ane setuju banget dengan pendapat agan .. tapi setiap bentuk pemerintahan akan ada masanya bergulir.. seperti teori siklus polybios..
secara singkat perputaran sistem politiknya sperti ini gan:
Monarki → Tirani → Aristokrasi → Oligarki → Demokrasi → Okhlokrasi → Monarki
1. Monarki
Mendirikan kekuasaan atas nama rakyat dengan baik dan dipercaya. Raja memegang kekuasaan demi kepentingan rakyat banyak (+).
2. Tirani
Seseorang memegang kekuasaan demi kepentingan pribadi (-).
3. Aristokrasi
Bentuk pemerintahan dipegang oleh sekelompok orang cendekiawan demi kepentingan umum (+).
4. Oligarki
Bentuk pemerintahan dipegang oleh sekelompok orang cendekiawan demi kepentingan kelompok itu (-).
5. Demokrasi
Pemerintahan dipegang oleh rakyat demi kepentingan rakyat banyak.
6. Okhlokrasi
Pemerintahan dipegang oleh rakyat demi kepentingan sebagian orang
copas
lebih jelasnya cari di google sendiri.
menurut ane sendiri.. indonesia saat ini sudah pada tahapan okhlorasi.. namun untuk menjadi monarki, diperlukan seseorang pemimpin dari masyarakat pengambil kekuasan dan benar2 seorang pemimpin sejati.. bukan dari parpol, kalo dari parpol ujung2nya banyak kepentingan masing2 parpol
saat monarki pun juga sama, saat pemegang kekuasan bukan orang yang kompeten, maka sistem nya pun akan roboh..
Quote:Original Posted By crazybro ►
Demokrasi tanpa disadari akan membawa kesengsaraan dan kemiskinan BAGI negara yang rata-rata pendidikan warga negaranya hanya sebatas SMP/SMA
Ingat, pahlawan devisa negara kita itu seorang PEMBANTU. Orientasi negara ini adalah masih membuka lapangan kerja sebanyak-banyaknya, bahasa kasarnya adalah menjadi negara BURUH.
Makanya, rata-rata orang disini menganggap sekolah/kuliah itu tidak penting, yang penting praktek/skill nya. Sekolah/kuliah SAMA PENTINGNYA dengan praktek/skill.
Praktek demokrasi di Indonesia, sayangnya, membutuhkan SDM yang bermoral, beretika, berwawasan, bermental kuat, dan berlandaskan Pancasila. Makanya saya suka miris kalo ada yg bilang "terserah gue dong mau berpendapat apa aja, negara demokrasi ini mulut2 gue" ditengah orang2 yang masih belum memahami maksud dan tujuan adanya demokrasi itu apa.
Saya kira TS sudah cukup membuka pikiran kita semua, bahwa demokrasi itu tidak cocok SAAT INI untuk Indonesia. Bahkan USA harus melewati Perang Saudara selama beberapa tahun untuk mencapai USA yg seperti sekarang.
Tidak usah mendesak TS untuk memberikan solusi. Cukup dimulai dari DIRI KITA SENDIRI. Buang sampah pada tempatnya (walau sebungkus permen), taati rambu-rambu lalu lintas, mengantre ketika lagi macet (tidak menggunakan bahu jalan padahal sudah tahu ada penyempitan jalan), mengantre ketika sedang membeli sesuatu, dan sebagainya.
Untuk 2019, saya berharap akan ada wajah diktator yg siap membersihkan sampah-sampah masyarakat, oknum militer, pengusaha licik dan koruptor yang hanya memanfaatkan kebodohan rakyat Indonesia demi keuntungan mereka pribadi.
Awalnya sedikit pesimis thread bernada kajian dan bentuk kritikan kepada sistem pemerintahan seperti ini akan mendapat apresiasi dari Official Kaksus, tapi ternyata bisa masuk Hot Thread. Kaskus luar biasa, ane jadi makin semangat untuk terus berbagi tulisan2 berkualitas dan bermutu hasil pemikiran atau kajian sendiri dalam forum keren ini.
Intinya tidak perlu saling memaksakan mana sistem pemerintahan yg paling benar dan bagus, tapi tetap prinsip mana pun yg agan yakini harus benar2 disertai argumen kuat atau diselingi bukti2 meyakinkan mengapa harus mempercayai hal itu setidaknya dalam pemikiran agan sendiri sebelum akhirnya mulai dituangkan untuk jadi bahan pertimbangan dan pembelajaran pihak lain. Pokoknya saling mengambil pelajaran saja dari apa yg ane rangkai dalam thread ini, utamanya poin2 kerugian dan kelemahan dari penerapan demokrasi di negara ini. Semoga Indonesia berkembang menjadi negara yg makmur dan hebat suatu hari nanti.
Quote:KOMENTAR KASKUSER
Siap mewadahi komentar pro dan kontra dengan argumentasi yg bagus dan logis. tanggapi dengan pikiran dewasa tanpa ada unsur negatif yg bermuatan SARA oke!
Quote:KOMENTAR ISTIMEWA
Quote:Original Posted By shenmipro ►
Threadnya bagus gan,,
Ane yg biasanya cuma berpikir kerja cari duit n terkadang gk peduli ma persoalan negara n segala tetekbengeknya jdi ngerasa sepaham dengan yg agan tulis n ikutan kepikiran negara hahaha..
Ane rate dah biar HT, bru pertamax nih ngerate thread
Quote:Original Posted By Daf007 ►
Seems no one understand where this thread going yet?
TS menggunakan tiga negara tersebut untuk meluruskan kalo negara tersebut sama kaya Indonesia, negara dengan mayoritas muslim, bukan negara muslim. Yunani sendiri sekarang bangkrut, namun bukan sepenuhnya salah sistem demokrasi.
Main Topic dari TS sendiri adalah mengapa Indonesia belum siap akan demokrasi, dan alasan yang ada di depan sangat tepat sekali. Mungkin bisa dilihat bagaimana media berhasil mengontrol pemikiran masyarakat. Bagaimana internet belum tersedia diseluruh pelosok Indonesia, dan bagaimana tarif internet begitu mahal di beberapa pelosok, menyebabkan beberapa rakyat pelosok semakin terperosok.
Mungkin disini ada yang pernah ke Swiss? Demokrasi yang paling oke menurut ane adalah di Swiss. Salah satu contohnya adalah ketika mereka mau buat undang2 baru, mereka kumpulkan masyarakatnya dan jelaskan isi undang2nya, dan bertanya apakah mereka setuju atau tidak, kemudian undang2 tersebut disahkan melalui voting, setuju atau tidak setuju untuk diterapkan. Indonesia? Undang2 dibuat oleh penguasa, disahkan oleh penguasa, untuk kepentingan penguasa (kebanyakan).
Bagaimana dengan keingintahuan masyarakat kita? Masih sangat jauh dari harapan. Masyarakat eropa dan mamarika memiliki rasa keingintahuan yang tinggi. Indonesia? Banyak yang terbuai "ah ngapain teori" atau menjauhi ilmu yang menurut mereka kurang penting seperti "halah politik" yang padahal sangat penting. Mencari info hanya didepan televisi dan satu sisi, tanpa sadar pikiran telah dimanipulasi.
Bukan berarti demokrasi buruk. Demokrasi sendiri muncul akibat tirani penguasa, yang hakikatnya adalah untuk masyarakat, pada awalnya.
Namun kematangan mental, kemauan, dan integritas masyarakat dan penguasa adalah kunci dari demokrasi itu sendiri. Minimnya mental yang matang, kemauan, dan integritas masyarakat serta penguasa hanya menyebabkan demokrasi menjadi alat, untuk kerakusan penguasa dan keserakahan media. Baiknya tingkat kematangan mental, kemauan, dan integritas masyarakat, akan membuat sistem pemerintahan non diktator dan non otoriter apapun menjadi baik untuk Indonesiaku.
Untuk yang berkata 32 tahun Soeharto memerintah disini adalah monarki, maaf. Anda bisa bandingkan dengan saudi arabia dan brunei darussalam yang monarki hakiki, walau mungkin mereka memang kaya akan minyak, namun sangat jarang terdengar konflik akan konstelasi politik yang ada. Bukan berarti saya ingin menerapkan monarki, karena negara kita besar dan berbeda, beragam suku yang sulit disatukan, apalagi memilih seorang raja dari satu suku untuk memerintah semua suku. Namun menurut saya, yang diterapkan Soeharto adalah demokrasi semi monarki, yang diselubungi tirani.
Daripada anda menyuruh TS untuk memikirkan solusi, coba anda semua yang minta solusi sediakan solusi. TS telah berhasil membuka suatu lubang yang tertutup, sebuah langkah baik, sementara anda, hanya koar2 minta solusi, tapi bahkan tak tahu apa yang anda bicarakan. Ingin demokrasi maju dengan masyarakat seperti kalian? Jangan harap.
Quote:Original Posted By mynameisdwi ►
ane setuju banget dengan pendapat agan .. tapi setiap bentuk pemerintahan akan ada masanya bergulir.. seperti teori siklus polybios..
secara singkat perputaran sistem politiknya sperti ini gan:
Monarki → Tirani → Aristokrasi → Oligarki → Demokrasi → Okhlokrasi → Monarki
1. Monarki
Mendirikan kekuasaan atas nama rakyat dengan baik dan dipercaya. Raja memegang kekuasaan demi kepentingan rakyat banyak (+).
2. Tirani
Seseorang memegang kekuasaan demi kepentingan pribadi (-).
3. Aristokrasi
Bentuk pemerintahan dipegang oleh sekelompok orang cendekiawan demi kepentingan umum (+).
4. Oligarki
Bentuk pemerintahan dipegang oleh sekelompok orang cendekiawan demi kepentingan kelompok itu (-).
5. Demokrasi
Pemerintahan dipegang oleh rakyat demi kepentingan rakyat banyak.
6. Okhlokrasi
Pemerintahan dipegang oleh rakyat demi kepentingan sebagian orang
copas
lebih jelasnya cari di google sendiri.
menurut ane sendiri.. indonesia saat ini sudah pada tahapan okhlorasi.. namun untuk menjadi monarki, diperlukan seseorang pemimpin dari masyarakat pengambil kekuasan dan benar2 seorang pemimpin sejati.. bukan dari parpol, kalo dari parpol ujung2nya banyak kepentingan masing2 parpol
saat monarki pun juga sama, saat pemegang kekuasan bukan orang yang kompeten, maka sistem nya pun akan roboh..
Quote:Original Posted By crazybro ►
Demokrasi tanpa disadari akan membawa kesengsaraan dan kemiskinan BAGI negara yang rata-rata pendidikan warga negaranya hanya sebatas SMP/SMA
Ingat, pahlawan devisa negara kita itu seorang PEMBANTU. Orientasi negara ini adalah masih membuka lapangan kerja sebanyak-banyaknya, bahasa kasarnya adalah menjadi negara BURUH.
Makanya, rata-rata orang disini menganggap sekolah/kuliah itu tidak penting, yang penting praktek/skill nya. Sekolah/kuliah SAMA PENTINGNYA dengan praktek/skill.
Praktek demokrasi di Indonesia, sayangnya, membutuhkan SDM yang bermoral, beretika, berwawasan, bermental kuat, dan berlandaskan Pancasila. Makanya saya suka miris kalo ada yg bilang "terserah gue dong mau berpendapat apa aja, negara demokrasi ini mulut2 gue" ditengah orang2 yang masih belum memahami maksud dan tujuan adanya demokrasi itu apa.
Saya kira TS sudah cukup membuka pikiran kita semua, bahwa demokrasi itu tidak cocok SAAT INI untuk Indonesia. Bahkan USA harus melewati Perang Saudara selama beberapa tahun untuk mencapai USA yg seperti sekarang.
Tidak usah mendesak TS untuk memberikan solusi. Cukup dimulai dari DIRI KITA SENDIRI. Buang sampah pada tempatnya (walau sebungkus permen), taati rambu-rambu lalu lintas, mengantre ketika lagi macet (tidak menggunakan bahu jalan padahal sudah tahu ada penyempitan jalan), mengantre ketika sedang membeli sesuatu, dan sebagainya.
Untuk 2019, saya berharap akan ada wajah diktator yg siap membersihkan sampah-sampah masyarakat, oknum militer, pengusaha licik dan koruptor yang hanya memanfaatkan kebodohan rakyat Indonesia demi keuntungan mereka pribadi.
Ngedokem dulu....
Monarki dan otoriter kadang lebih baik buat mengurus para blangsak di suatu negara
Monarki dan otoriter kadang lebih baik buat mengurus para blangsak di suatu negara
Ya gitu gan, klo rakyatnya ga ngoceh biarin aja brarti dah nyaman. Tp sistem plg bagus demokrasi emang cmn orang"nya aja yg kerja mental korup hasil didilan presiden ke2
sejujurnya gw juga udah muak disuruh2 nyoblos nama2 yg gak gw paham ngapain pula dicoblos, buang2 waktu untuk hasil yg gak jelas, mending juga ngebo di rumah
Reserped,
Bawah ane homokkk
Bawah ane homokkk
seetuju banget gan, kalo rakyatnya udah punya tingkat pendidikan yang merata, ga kebanyakan masih gampang dibegoin sama segelintir orang pintar, baru demokrasi bisa jadi pilihan yang terbaik, kalo kondisi di endonesah yang kesenjangan nya jauh gini, orang gampang banget dibodohin media, mending apusin deh sistem demokrasi, kalo ngga ya kaya sekarang deh yang kaya makin kaya yang miskin makin kelenger
Kata-katanya jadi berubah ya gan
"Untuk apa mempertahankan demokrasi, mau jadi macam Irak, Suriah, dan Afghanistan?"
"Untuk apa mempertahankan demokrasi, mau jadi macam Irak, Suriah, dan Afghanistan?"
nice opini gan
ane telaah dulu sambil makan gorengan
ane telaah dulu sambil makan gorengan
Quote:Original Posted By twisctre ►
Ngedokem dulu....
Monarki dan otoriter kadang lebih baik buat mengurus para blangsak di suatu negara
betul gan, kalo dasarnya banyak baj*ngan di negara ya mending juga dipimpin monarki atau otoriter, seenggaknya mesti kepemimpinan cuma satu pundak tapi kalo pemimpinnya emang tegasnya untuk kemajuan negara bakal di door semua yg baj*ngan penuh kepentingan itu.
Seenggaknya kalo pemimpin monarki jika ada permasalahan negara ya pasti masalahnya cuma sama satu kepala negara itu aja, kalo demokrasi masalahnya ada di banyak kursi..
Quote:Original Posted By serba2nd ►
Ya gitu gan, klo rakyatnya ga ngoceh biarin aja brarti dah nyaman. Tp sistem plg bagus demokrasi emang cmn orang"nya aja yg kerja mental korup hasil didilan presiden ke2
sistem demokrasi emang paling bagus buat bikin negara kita jadi gak jelas begini
Quote:Original Posted By wastedman ►
sejujurnya gw juga udah muak disuruh2 nyoblos nama2 yg gak gw paham ngapain pula dicoblos, buang2 waktu untuk hasil yg gak jelas, mending juga ngebo di rumah
mungkin gak usah nyoblos kali ya
Ngedokem dulu....
Monarki dan otoriter kadang lebih baik buat mengurus para blangsak di suatu negara
betul gan, kalo dasarnya banyak baj*ngan di negara ya mending juga dipimpin monarki atau otoriter, seenggaknya mesti kepemimpinan cuma satu pundak tapi kalo pemimpinnya emang tegasnya untuk kemajuan negara bakal di door semua yg baj*ngan penuh kepentingan itu.
Seenggaknya kalo pemimpin monarki jika ada permasalahan negara ya pasti masalahnya cuma sama satu kepala negara itu aja, kalo demokrasi masalahnya ada di banyak kursi..
Quote:Original Posted By serba2nd ►
Ya gitu gan, klo rakyatnya ga ngoceh biarin aja brarti dah nyaman. Tp sistem plg bagus demokrasi emang cmn orang"nya aja yg kerja mental korup hasil didilan presiden ke2
sistem demokrasi emang paling bagus buat bikin negara kita jadi gak jelas begini
Quote:Original Posted By wastedman ►
sejujurnya gw juga udah muak disuruh2 nyoblos nama2 yg gak gw paham ngapain pula dicoblos, buang2 waktu untuk hasil yg gak jelas, mending juga ngebo di rumah
mungkin gak usah nyoblos kali ya
Ok lah, ane agak setuju sama agan kalo demokrasi itu adalah warisan penjajahan...
jaman sudah berubah, dahulu adalah trobosan kini sudah usang
Setuju sama TS. kita bkin aja Indonesia jd kerajaan. ntar ada naga-naganya.. tus bisa terbang di awan. tiba2 muncul komodo yng bisa menyemburkan api... hehehe Kidding!!
Tapi kondisi realnya emg bgtu sih.. udah 17 tahun demokrasi masih gini2 aja..
Tapi kondisi realnya emg bgtu sih.. udah 17 tahun demokrasi masih gini2 aja..
Quote:Original Posted By riisesky ►
seetuju banget gan, kalo rakyatnya udah punya tingkat pendidikan yang merata, ga kebanyakan masih gampang dibegoin sama segelintir orang pintar, baru demokrasi bisa jadi pilihan yang terbaik, kalo kondisi di endonesah yang kesenjangan nya jauh gini, orang gampang banget dibodohin media, mending apusin deh sistem demokrasi, kalo ngga ya kaya sekarang deh yang kaya makin kaya yang miskin makin kelenger
iya gan, kadang lucu juga tiap periode ada aja nama2 yg mesti dicoblos padahal puluhan nama itu bagi orang pintar sekalipun juga gak bisa milih yg mana yg berkualitas, soalnya informasi dari mereka pun terbatas, yg terpilih ya yg banyak main politik uang ke tetangganya, pantaslah terus ada kursi buat tikus di gedung sana
Quote:Original Posted By ularpiton ►
Kata-katanya jadi berubah ya gan
"Untuk apa mempertahankan demokrasi, mau jadi macam Irak, Suriah, dan Afghanistan?"
Mungkin bagi beberapa orang kalimat itu gak bakal bisa diterima gan, soalnya selama ini udah kegandrungan kecele..
Quote:Original Posted By jayanegara.kw1 ►
nice opini gan
ane telaah dulu sambil makan gorengan
Ente gak bagi gorengannya ke ane gan rate 5 aja deh kalo gitu
seetuju banget gan, kalo rakyatnya udah punya tingkat pendidikan yang merata, ga kebanyakan masih gampang dibegoin sama segelintir orang pintar, baru demokrasi bisa jadi pilihan yang terbaik, kalo kondisi di endonesah yang kesenjangan nya jauh gini, orang gampang banget dibodohin media, mending apusin deh sistem demokrasi, kalo ngga ya kaya sekarang deh yang kaya makin kaya yang miskin makin kelenger
iya gan, kadang lucu juga tiap periode ada aja nama2 yg mesti dicoblos padahal puluhan nama itu bagi orang pintar sekalipun juga gak bisa milih yg mana yg berkualitas, soalnya informasi dari mereka pun terbatas, yg terpilih ya yg banyak main politik uang ke tetangganya, pantaslah terus ada kursi buat tikus di gedung sana
Quote:Original Posted By ularpiton ►
Kata-katanya jadi berubah ya gan
"Untuk apa mempertahankan demokrasi, mau jadi macam Irak, Suriah, dan Afghanistan?"
Mungkin bagi beberapa orang kalimat itu gak bakal bisa diterima gan, soalnya selama ini udah kegandrungan kecele..
Quote:Original Posted By jayanegara.kw1 ►
nice opini gan
ane telaah dulu sambil makan gorengan
Ente gak bagi gorengannya ke ane gan rate 5 aja deh kalo gitu
Quote:Original Posted By dimensionof ►
betul gan, kalo dasarnya banyak baj*ngan di negara ya mending juga dipimpin monarki atau otoriter, seenggaknya mesti kepemimpinan cuma satu pundak tapi kalo pemimpinnya emang tegasnya untuk kemajuan negara bakal di door semua yg baj*ngan penuh kepentingan itu.
Seenggaknya kalo pemimpin monarki jika ada permasalahan negara ya pasti masalahnya cuma sama satu kepala negara itu aja, kalo demokrasi masalahnya ada di banyak kursi..
sistem demokrasi emang paling bagus buat bikin negara kita jadi gak jelas begini
mungkin gak usah nyoblos kali ya
Guru pkn ane bilang, mending pake sistem federal kalo negara indo ini demokrasinya udah mapan, mentalnya udah okay, gak egois. Seluas ini susah bray pake sistem persatuan.
Tapi kapan?
betul gan, kalo dasarnya banyak baj*ngan di negara ya mending juga dipimpin monarki atau otoriter, seenggaknya mesti kepemimpinan cuma satu pundak tapi kalo pemimpinnya emang tegasnya untuk kemajuan negara bakal di door semua yg baj*ngan penuh kepentingan itu.
Seenggaknya kalo pemimpin monarki jika ada permasalahan negara ya pasti masalahnya cuma sama satu kepala negara itu aja, kalo demokrasi masalahnya ada di banyak kursi..
sistem demokrasi emang paling bagus buat bikin negara kita jadi gak jelas begini
mungkin gak usah nyoblos kali ya
Guru pkn ane bilang, mending pake sistem federal kalo negara indo ini demokrasinya udah mapan, mentalnya udah okay, gak egois. Seluas ini susah bray pake sistem persatuan.
Tapi kapan?
tp indonesia tetep kudu demokrasi gan,meskipun makin gk jelas...
biar makin maju indonesia perlu pemimpin yg super diktator tapi nasionalis,semoga kedepan ada yg begitu.
biar makin maju indonesia perlu pemimpin yg super diktator tapi nasionalis,semoga kedepan ada yg begitu.
Quote:Original Posted By awan.oromid ►
Ok lah, ane agak setuju sama agan kalo demokrasi itu adalah warisan penjajahan...
secara fakta memang begitu
Quote:Original Posted By sabastianbach ►
jaman sudah berubah, dahulu adalah trobosan kini sudah usang
dan yg dianggap usang dulu bisa jadi sekarang adalah terobosan, jaman emang berubah
Quote:Original Posted By ukulele2000 ►
Setuju sama TS. kita bkin aja Indonesia jd kerajaan. ntar ada naga-naganya.. tus bisa terbang di awan. tiba2 muncul komodo yng bisa menyemburkan api... hehehe Kidding!!
Tapi kondisi realnya emg bgtu sih.. udah 17 tahun demokrasi masih gini2 aja..
jangan lupa Angling Darma dan Mak Lampir gan, biar gentar negara2 tetangga
Ok lah, ane agak setuju sama agan kalo demokrasi itu adalah warisan penjajahan...
secara fakta memang begitu
Quote:Original Posted By sabastianbach ►
jaman sudah berubah, dahulu adalah trobosan kini sudah usang
dan yg dianggap usang dulu bisa jadi sekarang adalah terobosan, jaman emang berubah
Quote:Original Posted By ukulele2000 ►
Setuju sama TS. kita bkin aja Indonesia jd kerajaan. ntar ada naga-naganya.. tus bisa terbang di awan. tiba2 muncul komodo yng bisa menyemburkan api... hehehe Kidding!!
Tapi kondisi realnya emg bgtu sih.. udah 17 tahun demokrasi masih gini2 aja..
jangan lupa Angling Darma dan Mak Lampir gan, biar gentar negara2 tetangga
ane dulu pas kuliah slah satu yg aktip nih mnyuarakan ini, demokrasi tidak lbih dari sekedar dagelan para elit, tp ksini ksini ane sadar, ga ad yg bisa d lakuin lg d negeri ini gan, ap lg pasca lulus kliah, yg dpkirin cuma cari kerja, cari duit, cari istri, jadi curhat
Masalahnya, timbul pertanyaan.. Jika demokrasi saat ini memang betul tidak menunjang/memperbaiki apa pun, lalu apa? Mengganti sistem secara revolusioner? Ingat, revolusi itu yang pasti akan menumpahkan lebih banyak darah, huru hara dimana-mana. 1998 yang baru reformasi aja kan banyak korbannya. Terus, jika revolusi ini memang terjadi, siapa penguasa pemerintahan selanjutnya? Siapa orang yang berhak didaulat sebagai pemegang kekuasaan mutlak? Gini aja, demokrasi aja yang kalo emang bisa "duduk di atas" yang notabene kekuasaan ga mutlak, banyak tuh huru hara, tuntut sana tuntut sini. Apa lagi ini, memperebutkan kekuasaan mutlak/monarki. Maka dari itu, ane bilang, udah ga bisa diapa2in ini negeri gan, yang bisa kita lakukan sekarang yaa, berperan dalam perannya masing-masing, misalnya, ane kan baru lulus, yaa cari kerja/cari nafkah, kerja yang bener, yang jujur. terus ada agan mahasiswa disini, yaa kuliah yang bener. Kalo ga bisa berkontribusi, yaa minimal ga bikin masalah, kira-kira begitu..
Masalahnya, timbul pertanyaan.. Jika demokrasi saat ini memang betul tidak menunjang/memperbaiki apa pun, lalu apa? Mengganti sistem secara revolusioner? Ingat, revolusi itu yang pasti akan menumpahkan lebih banyak darah, huru hara dimana-mana. 1998 yang baru reformasi aja kan banyak korbannya. Terus, jika revolusi ini memang terjadi, siapa penguasa pemerintahan selanjutnya? Siapa orang yang berhak didaulat sebagai pemegang kekuasaan mutlak? Gini aja, demokrasi aja yang kalo emang bisa "duduk di atas" yang notabene kekuasaan ga mutlak, banyak tuh huru hara, tuntut sana tuntut sini. Apa lagi ini, memperebutkan kekuasaan mutlak/monarki. Maka dari itu, ane bilang, udah ga bisa diapa2in ini negeri gan, yang bisa kita lakukan sekarang yaa, berperan dalam perannya masing-masing, misalnya, ane kan baru lulus, yaa cari kerja/cari nafkah, kerja yang bener, yang jujur. terus ada agan mahasiswa disini, yaa kuliah yang bener. Kalo ga bisa berkontribusi, yaa minimal ga bikin masalah, kira-kira begitu..
Quote:Original Posted By twisctre ►
Guru pkn ane bilang, mending pake sistem federal kalo negara indo ini demokrasinya udah mapan, mentalnya udah okay, gak egois. Seluas ini susah bray pake sistem persatuan.
Tapi kapan?
Nanti gan kalo udah macam A, I, dan S
Quote:Original Posted By alialyazid ►
tp indonesia tetep kudu demokrasi gan,meskipun makin gk jelas...
biar makin maju indonesia perlu pemimpin yg super diktator tapi nasionalis,semoga kedepan ada yg begitu.
Kalo dalam pandangan ane nih, jika arahnya makin gak jelas, kenapa masih tetep kudu demokrasi gan? itukan logikanya sedikit aneh dan terbalik
hmmm.. pemimpin yg super diktator tapi nasionalis? ada gan: Jok*wi
Guru pkn ane bilang, mending pake sistem federal kalo negara indo ini demokrasinya udah mapan, mentalnya udah okay, gak egois. Seluas ini susah bray pake sistem persatuan.
Tapi kapan?
Nanti gan kalo udah macam A, I, dan S
Quote:Original Posted By alialyazid ►
tp indonesia tetep kudu demokrasi gan,meskipun makin gk jelas...
biar makin maju indonesia perlu pemimpin yg super diktator tapi nasionalis,semoga kedepan ada yg begitu.
Kalo dalam pandangan ane nih, jika arahnya makin gak jelas, kenapa masih tetep kudu demokrasi gan? itukan logikanya sedikit aneh dan terbalik
hmmm.. pemimpin yg super diktator tapi nasionalis? ada gan: Jok*wi
Semua sistem kenegaraan ada baik dan buruknya masing masing, karena hal tersebut tergantung dari sejarah dan kondisi dari negara yang menerapkannya. Demokrasi lahir karena akibat ketidak puasan dari sistem pemerintahan sebelumnya. Namun demokrasi hanyalah sebuah sistem, hal itu perlu didukung oleh semua pihak untuk menjalannya. Saya bukanlah pro demokrasi, tapi hanya mencoba objectif bahwa sebuah sistem itu dibangun untuk mendapatkan sesuatu yang lebih bermanfaat.
tidak semua negara demokrasi itu buruk.
Secara etimologis istilah demokrasi berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata demos yang artinya rakyat, dan kratos (kratein) yang berarti pemerintahan. Dengan demikian, secara sederhana demokrasi dapat diartikan pemerintahan yang dipegang oleh rakyat, atau dapat juga diartikan sebagai kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat. Pengertian demokrasi berdasarkan istilahnya dapat dilihat dari pendapat yang dikemukan oleh para ahli sebagai berikut:
a. Menurut Giddens demokrasi pada dasarnya mengandung makna suatu system politik dimana rakyat memegang kekuasaan tertinggi bukan raja atau kaum bangsawan. (giddens,1994,hlm: 330)
b. Demokrasi dapat mengembalikan legitimasi untuk tertib social yang ada dan dapat menyediakan system pengambilan kepeutusan yang teratur dan terbuka yang dapat menghasilkan lingkungan yang lebih baik untuk menjalankan usaha. (Sorensen,2003,hlm: 50)
Sebagian besar negara-negara di dunia menamakan dirinya negara demokrasi. Bahkan negara yang tidak menjalankan prinsip-prinsip demokrasi pun tidak mau apabila negaranya disebut sebagai negara yang tidak demokratis. Hal ini membuktikan bahwa paham demokrasi sudah menjadi paham yang dianut oleh negara-negara di dunia. Kehidupan yang demokratis seakan-akan menjadi sosok idola dalam masyarakat. Demokrasi menjadi idola dan dianut oleh banyak negara karena didalamnya terdapat banyak sisi baik (positive), diantaranya:
1. Hukum Publik yang demokratis
Biasanya diterima bahwa demokrasi memerlukan potensi-potensi substantive tertentu dalam bentuk hak-hak sipil dan politik yang pokok. Dengan hak-hak sipil dan politik ini dimaksudkan secara khas semua hak-dari kebebasan berbica, kebebasan pers dan kebebasan berkumpul sampai hak untuk memberikan suara dalam suatu pemilihan yang bebas dan jujur serta membentuk partai-partai politik oposisi yang diperlukan agar warganegara bisa memerintah diri mereka sendiri. Hak-hak tersebut merupakan paket hak-hak yang berasal dari hak untuk pemerintahan yang demokratis. Tanpa hak untuk berbicara secara bebas, mengkritik yang lain, memobilisasi oposisi dan berpartisipasi dalam proses politik dimana pemberian suara disediakan secara sama dikalangan warganegara, maka tidak mungkin ada proses politik yang demokratis. (Held, 2004, hlm. 238)
2. Demokrasi dapat melindungi kebebasan individual
Kebebasan merupakan sifat dasar untuk perkembangan personalitas umum. Demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang menjamin kebebasan individual. Didalam Negara demokrasi kebebasan berpikir, berasosiasi dan kebebasan pers terjamin. Demokrasi menjamin setiap keinginan seseorang didalam komunitas, bahkan akan menjadi pertimbangan. Begitu pula dengan keputusan atau ketetapan pemerintah tidak luput dari sokongan bersama
3. Demokrasi dapat membatasi pemakaian kekerasan sampai minimum.
Golongangolongan minoritas, yang sedikit banyak akan terkena paksaan, akan lebih menerima bila diberi kesempatan untuk turut serta dalam diskusi-diskusi yang terbuka dan kreatif. Mereka dapat lebih terdorong untuk memberikan dukungan sekalipun bersyarat.
4. Demokrasi menjamin persamaan hak
Demokrasi memperjuangkan persamaan hak. Demokrasi mendalilkan pertimbangan persamaan hak untuk setiap individu dan golongan masyarakat. Ia juga memberikan persamaan hak atas segala jenis, dimana terlepas dari kasta, keyakinan, ras, agama, sek dan lain lain. Demokrasi tidak mengakui hak istimewa khusus. Negara demokrasi rakyat miskin dan konglomerat memiliki persamaan hak dalam mengusulkan pendapat mereka. Didalam Negara demokrasi semua sama didepan mata hukum, dan semuanya memiliki persamaan hak didalam berpolitik. didalam
5. Demokrasi mampu menyelesaikan perselisihan dengan damai dan secara melembaga.
Dalam setiap masyarakat terdapat perselisihan pendapat serta kepentingan dianggap wajar untuk diperjuangkan dalam alam demokrasi. Perselisihan-persilihan itu harus dapat diselesaikan melalui perundingan serta dialog yang terbuka dalam usaha untuk mencapai kompromi, konsensus atau mufakat.
6. Demokrasi Menciptakan ketepatgunaan yang baik
Beberapa penulis menegaskan bahwa demokrasi lebih efisien daripada bentuk pemerintahan lainnya. Bisa dikatakan seperti pemilihan, pengontrolan, tanggung jawab yang besar, dimana memungkinkan untuk menjamin ketepatgunaan yang lebih efisien daripada bentuk pemerintahan lainnya. Jika didalam demokrasi ditemukan ketidaktepat gunaan pemerintah, maka hal ini bisa dibersihkan oleh rakyat. Akan tetapi hal diatas tidak berlaku bagi pemerintahan diktatur, kecuali menggunakan cara kekerasan.
7. Demokrasi mampu menjamin tegaknya keadilan.
Dalam masyarakat demokrasi umumnya pelanggaran terhadap keadilan tidak akan terlalu sering terjadi, oleh karena itu golongan-golongan terbesar diwakili dalam lembaga perwakilan, tetapi tidak dapat dihindarkan bahwa beberapa golongan akan merasa diperlakukan tidak adil.
Sumber:
Anthony Giddens, Beyond left and right: the Future of Radical Politics, Cambridge: Politiy Press, 1994.
David held.2004.Demokrasi dan Tatanan global Dari Negara Modern hingga Pemerintahan Kosmopolitan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Georg Sorensen.2003.Demokrasi dan Demokratisasi (Prospek dan Prospek dalam Sebuah Dunia Yang Sedang berubah). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Via: Kaskus.co.id
tidak semua negara demokrasi itu buruk.
Secara etimologis istilah demokrasi berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata demos yang artinya rakyat, dan kratos (kratein) yang berarti pemerintahan. Dengan demikian, secara sederhana demokrasi dapat diartikan pemerintahan yang dipegang oleh rakyat, atau dapat juga diartikan sebagai kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat. Pengertian demokrasi berdasarkan istilahnya dapat dilihat dari pendapat yang dikemukan oleh para ahli sebagai berikut:
a. Menurut Giddens demokrasi pada dasarnya mengandung makna suatu system politik dimana rakyat memegang kekuasaan tertinggi bukan raja atau kaum bangsawan. (giddens,1994,hlm: 330)
b. Demokrasi dapat mengembalikan legitimasi untuk tertib social yang ada dan dapat menyediakan system pengambilan kepeutusan yang teratur dan terbuka yang dapat menghasilkan lingkungan yang lebih baik untuk menjalankan usaha. (Sorensen,2003,hlm: 50)
Sebagian besar negara-negara di dunia menamakan dirinya negara demokrasi. Bahkan negara yang tidak menjalankan prinsip-prinsip demokrasi pun tidak mau apabila negaranya disebut sebagai negara yang tidak demokratis. Hal ini membuktikan bahwa paham demokrasi sudah menjadi paham yang dianut oleh negara-negara di dunia. Kehidupan yang demokratis seakan-akan menjadi sosok idola dalam masyarakat. Demokrasi menjadi idola dan dianut oleh banyak negara karena didalamnya terdapat banyak sisi baik (positive), diantaranya:
1. Hukum Publik yang demokratis
Biasanya diterima bahwa demokrasi memerlukan potensi-potensi substantive tertentu dalam bentuk hak-hak sipil dan politik yang pokok. Dengan hak-hak sipil dan politik ini dimaksudkan secara khas semua hak-dari kebebasan berbica, kebebasan pers dan kebebasan berkumpul sampai hak untuk memberikan suara dalam suatu pemilihan yang bebas dan jujur serta membentuk partai-partai politik oposisi yang diperlukan agar warganegara bisa memerintah diri mereka sendiri. Hak-hak tersebut merupakan paket hak-hak yang berasal dari hak untuk pemerintahan yang demokratis. Tanpa hak untuk berbicara secara bebas, mengkritik yang lain, memobilisasi oposisi dan berpartisipasi dalam proses politik dimana pemberian suara disediakan secara sama dikalangan warganegara, maka tidak mungkin ada proses politik yang demokratis. (Held, 2004, hlm. 238)
2. Demokrasi dapat melindungi kebebasan individual
Kebebasan merupakan sifat dasar untuk perkembangan personalitas umum. Demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang menjamin kebebasan individual. Didalam Negara demokrasi kebebasan berpikir, berasosiasi dan kebebasan pers terjamin. Demokrasi menjamin setiap keinginan seseorang didalam komunitas, bahkan akan menjadi pertimbangan. Begitu pula dengan keputusan atau ketetapan pemerintah tidak luput dari sokongan bersama
3. Demokrasi dapat membatasi pemakaian kekerasan sampai minimum.
Golongangolongan minoritas, yang sedikit banyak akan terkena paksaan, akan lebih menerima bila diberi kesempatan untuk turut serta dalam diskusi-diskusi yang terbuka dan kreatif. Mereka dapat lebih terdorong untuk memberikan dukungan sekalipun bersyarat.
4. Demokrasi menjamin persamaan hak
Demokrasi memperjuangkan persamaan hak. Demokrasi mendalilkan pertimbangan persamaan hak untuk setiap individu dan golongan masyarakat. Ia juga memberikan persamaan hak atas segala jenis, dimana terlepas dari kasta, keyakinan, ras, agama, sek dan lain lain. Demokrasi tidak mengakui hak istimewa khusus. Negara demokrasi rakyat miskin dan konglomerat memiliki persamaan hak dalam mengusulkan pendapat mereka. Didalam Negara demokrasi semua sama didepan mata hukum, dan semuanya memiliki persamaan hak didalam berpolitik. didalam
5. Demokrasi mampu menyelesaikan perselisihan dengan damai dan secara melembaga.
Dalam setiap masyarakat terdapat perselisihan pendapat serta kepentingan dianggap wajar untuk diperjuangkan dalam alam demokrasi. Perselisihan-persilihan itu harus dapat diselesaikan melalui perundingan serta dialog yang terbuka dalam usaha untuk mencapai kompromi, konsensus atau mufakat.
6. Demokrasi Menciptakan ketepatgunaan yang baik
Beberapa penulis menegaskan bahwa demokrasi lebih efisien daripada bentuk pemerintahan lainnya. Bisa dikatakan seperti pemilihan, pengontrolan, tanggung jawab yang besar, dimana memungkinkan untuk menjamin ketepatgunaan yang lebih efisien daripada bentuk pemerintahan lainnya. Jika didalam demokrasi ditemukan ketidaktepat gunaan pemerintah, maka hal ini bisa dibersihkan oleh rakyat. Akan tetapi hal diatas tidak berlaku bagi pemerintahan diktatur, kecuali menggunakan cara kekerasan.
7. Demokrasi mampu menjamin tegaknya keadilan.
Dalam masyarakat demokrasi umumnya pelanggaran terhadap keadilan tidak akan terlalu sering terjadi, oleh karena itu golongan-golongan terbesar diwakili dalam lembaga perwakilan, tetapi tidak dapat dihindarkan bahwa beberapa golongan akan merasa diperlakukan tidak adil.
Sumber:
Anthony Giddens, Beyond left and right: the Future of Radical Politics, Cambridge: Politiy Press, 1994.
David held.2004.Demokrasi dan Tatanan global Dari Negara Modern hingga Pemerintahan Kosmopolitan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Georg Sorensen.2003.Demokrasi dan Demokratisasi (Prospek dan Prospek dalam Sebuah Dunia Yang Sedang berubah). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar